Sejumlah peristiwa di Bali selama sepekan terakhir menarik perhatian pembaca detikBali. Salah satunya, seorang perawat tewas setelah terlindas bus. Peristiwa itu terjadi di Jalan Cokroaminoto, Denpasar.
Kemudian, ada beragam respons setelah debat capres pertama. Pengamat politik menyebut penampilan Anies Baswedan menggurui, Prabowo Subianto blunder, dan Ganjar Pranowo realistis.
Berikutnya, kasus dugaan penipuan investasi properti memakan korban puluhan orang. Bahkan, satu orang warga negara asing (WNA) merugi hingga miliaran rupiah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada pula kasus penyekapan dan pencurian yang terbongkar di Tabanan. Terakhir, polisi mengungkapkan fakta anyar seputar kematian mahasiswa asal Medan di dalam kosnya. Berikut rangkumannya.
1. Perawat Tewas Terlindas Bus
Nasib nahas dialami oleh seorang perawat bernama Luh Mila Kharisma Dewi. Perempuan berusia 33 tahun itu tewas mengenaskan di Kota Denpasar, Bali, akibat ditabrak dan dilindas bus.
"Korban meninggal dunia di TKP," kata Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi kepada detikBali, Senin (11/12/2023).
Mila mengalami kecelakaan di Jalan Cokroaminoto, Kota Denpasar sekitar pukul 15.00 Wita. Mila saat kejadian tengah mengendarai sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi DK 2874 GAQ.
Sementara bus yang menabrak Mila bernomor polisi B 7293 NGA. Bus itu dikendarai oleh pria bernama Dedy Syafrudin (27) asal Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar).
Sukadi menerangkan bus awalnya bergerak dari arah selatan ke utara di Jalan Cokroaminoto, Kota Denpasar. Mila juga bergerak dari arah yang sama.
Setibanya di lokasi kejadian, bus bergerak ke kanan guna menghindari mobil yang parkir di sebelah kiri jalan. Saat yang bersamaan, Mila bergerak di sebelah bus.
Bus kemudian menabrak perempuan asal Dusun Sekargula, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, tersebut. "Pengendara terjatuh dan tergilas oleh ban belakang kiri bus," jelas Sukadi.
2. Pengamat: Anies Menggurui, Prabowo Blunder, dan Ganjar Realistis
Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang, Ahmad Atang, menanggapi penampilan ketiga calon presiden (capres) dalam debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Selasa malam (13/12/2023). Debat pertama itu mengangkat tema 'Hukum, HAM, Pemerintahan, Pemberantasan Korupsi, dan Penguatan Demokrasi'.
"Pertanyaan yang dirancang oleh panelis memiliki bobot ilmiah, namun tetap dibingkai oleh empirical problem. Tampilan ketiga capres memiliki plus-minus," tutur Atang kepada detikBali, Rabu (13/12/2023).
Atang kemudian mengomentari performa masing-masing capres pada debat perdana tersebut. Ia menilai capres nomor urut 1 Anies Baswedan terlalu percaya diri dan terkesan menggurui ketika menanggapi setiap pertanyaan panelis. Menurutnya, sikap Anies itu membuatnya terkesan meremehkan capres lainnya.
"Capres nomor 1 Anies Baswedan overconfident sehingga jawabannya cenderung mendikte dan menggurui, bahkan terkesan meremehkan capres lain. Hal ini wajar karena Anies tidak memiliki ikatan emosional dengan kekuasaan dan tidak memiliki beban apapun," kata Atang.
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, kata Atang, tampil percaya diri. Meski begitu, Atang menilai capres dari Koalisi Indonesia Maju itu tidak mampu mengontrol emosi saat berdebat.
Menurut Atang, Prabowo tampak dilematis saat ditanya terkait isu HAM. Ia menyebut Ketua Umum Gerindra itu juga sempat blunder ketika menanggapi argumentasi kedua pesaingnya.
"Materi debat membuat posisi Prabowo menjadi dilematis soal HAM, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi karena terkait masa lalu Prabowo. Dan Jokowi effect justru jadi blunder. Prabowo selalu kehabisan argumen untuk mematahkan serangan paslon lain," beber Atang.
Atang menilai capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo tampil lebih realistis. Ia pun menyinggung Ganjar yang beberapa kali menjadikan NTT sebagai contoh dalam debat tersebut.
"Ganjar Pranowo menguasai materi debat dan tampil tanpa beban. Pertanyaan dan jawaban dielaborasi cukup baik dan tidak abu-abu, lebih realistis, dan terukur," pungkasnya.
3. 43 Orang Diduga Tertipu Investasi, Rugi Miliaran
Sebanyak 43 orang diduga menjadi korban investasi proyek properti Golden City di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Seorang warga negara asing (WNA) asal Amerika Serikat bernama Christopher Stephen Smith bahkan mengaku mengalami kerugian hingga US$ 500 ribu atau sekitar Rp 7,8 miliar (kurs Rp 15.600 per dolar).
"Khusus (korban) yang ini (kerugiannya) sekitar US$ 500 ribu," kata kuasa hukum para korban Reinhard R. Silaban dari Kantor Malekat Hukum Law Firm kepada wartawan di Polda Bali, Selasa (12/12/2023).
Reinhard menegaskan bahwa orang yang menjadi korban dalam dugaan penipuan investasi tersebut terdiri dari puluhan orang. Pihaknya di Kantor Malekat Hukum Law Firm telah menerima kuasa dari 43 orang terduga korban.
"Salah satu korbannya ini ada yang sakit sampai dia mau berobat saja sudah tidak punya uang. Jadi dia berharap ada pengembalian atau ada penyelesaianlah dari si para terlapor ini," ujarnya.
Dugaan penipuan investasi di bidang properti ini telah dilaporkan ke Polda Bali dan teregistrasi dalam Laporan Polisi (LP) Nomor LP/B/396/VII/2023/SPKT/POLDA BALI. Adapun pihak yang dilaporkan yakni dua orang berinisial BS dan YB.
Perkara dugaan penipuan investasi ini ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali. Meski investasi dilakukan di NTB, kasus ini dilaporkan ke Polda Bali karena penawaran investasi dilakukan di Pulau Dewata melalui brosur yang didistribusikan di Clear Cafe Ubud dan Clear Cafe Canggu.
Reinhard mengatakan penyidik Ditreskrimum Polda Bali telah mengundang pihaknya selaku pelapor untuk bertemu dengan terlapor pada Selasa (12/12/2023). Pihak pelapor telah memenuhi undangan penyidik Ditreskrimum Polda Bali sekitar pukul 10.00 Wita. Namun, Reinhard menyebut jika pihak terlapor tidak mendatangi undangan penyidik.
"Hari ini datang ke Polda Bali untuk memenuhi undangan dari penyidik, harusnya hari ini dilakukan konfrontasi antara klien alami dan saksi dari kami juga, dengan BS. Kemudian konfrontasi hari ini tidak dihadiri oleh BS," ungkap Reinhard.
4. Kasus Penyekapan Remaja di Tabanan Terungkap
Polisi mengungkap fakta baru terkait kasus pencurian dan penyekapan seorang remaja perempuan berinisial NPLPD di Desa Peken Belayu, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali. Pelaku bernama I Made Semaratika ternyata merupakan sepupu NPLPD atau keponakan dari istri pemilik rumah Putu Gede Windhu Susila, yakni Ni Nyoman Yanti.
"Ya ada hubungan kerabat. Keponakan istri korban. Bapak pelaku merupakan kakak kandung dari ibu remaja korban penyekapan," beber Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Tabanan Iptu I Gusti Made Berata, Kamis (14/12/2023).
Berata menegaskan penyidik masih memeriksa Semaratika secara intensif. Ia belum bisa membeberkan motif pria tersebut mencuri uang saudaranya. Ada dugaan pria asal Desa Sekartaji, Nusa Penida, itu kepepet uang lantaran menganggur.
Menurut Berata, polisi sebetulnya sudah mengantongi ciri-ciri pelaku berdasarkan keterangan istri korban, Yanti. Petugas pun mengendus keberadaan pria pengangguran itu sampai wilayah Gulingan Mengwi, Sanur, hingga Nusa Penida.
Kepada polisi, Semaratika mengaku telah mengambil uang Rp 7,2 juta milik keluarga itu di lemari kamar. Selain itu, ia juga merampas HP milik NPLPD dan menyekapnya di lahan kosong belakang rumah tersebut. Walhasil, keluarga perajin payung tradisional itu pun merugi sekitar Rp 8 juta.
"Pelaku membekap anak korban dengan kain serta mengikat kedua tangannya dengan selendang warna kuning. Uang hasil curian sudah dibelikan HP dan keperluan dia lain. Sisanya Rp 920 ribu," imbuh Berata.
Semaratika ditangkap di Jalan Drupadi, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur, pada Rabu malam (13/12/2023). Aksi pria berusia 26 tahun itu sempat viral di media sosial lantaran mencuri uang dan HP di rumah milik Putu Gede Windhu di Desa Peken Belayu, Tabanan.
Tak hanya mencuri, Semaratika juga mengurung NPLPD di lahan kosong bekas kamar dalam kondisi duduk terikat dan mulut dibekap. Remaja perempuan tersebut sempat diduga hilang hingga membuat warga desa gempar.
5. Chat Mahasiswa Medan Sebelum Tewas Gantung Diri
Penyebab kematian mahasiswa asal Medan, Aldi Sahilatua Nababan, akhirnya terungkap. Mahasiswa Elizabeth International itu gantung diri.
"Jadi dari semua yang kami lakukan pemeriksaan, kami berkesimpulan bahwasanya korban meninggal akibat mati gantung," kata dokter Instalasi Forensik RS Bhayangkara Medan, Ismurrizal, saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu (13/12/2023).
Aldi ditemukan tewas mengenaskan di dalam kamar kosnya di Jalan Bypass Ngurah Rai, Gang Kunci, Kelurahan Benoa, Badung, Bali, sekitar pukul 08.30 Wita, Sabtu (18/11/2023).
Aldi mengungkapkan keinginan bunuh diri sejak Mei 2023. Hal itu terungkap dari isi percakapan pesan singkat antara Aldi dengan kekasihnya.
"Ada percakapan di bulan Mei ya, jadi itu yang terdata di kami," kata psikiater forensik Lely Setyawati Kurniawan saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Rabu.
Salah satu chat Aldi kepada pacarnya pada Mei 2023 sebagai berikut. 'Di satu sisi aku nggak kuat hidup ini, tapi aku punya rasa tanggung jawab yang kuat, aku harus bisa bantu keluargaku bangkit, aku harus bisa bantu adik-adikku jalan hidup yang lebih baik biar nggak kayak aku'.
(hsa/hsa)