Griya Luhu: Start Up Bank Sampah dari Pulau Dewata

Gerakan Perangi Sampah di Bali

Griya Luhu: Start Up Bank Sampah dari Pulau Dewata

Ni Kadek Restu Tresnawati - detikBali
Selasa, 14 Nov 2023 18:33 WIB
Dua pekerja Griya Luhu tengah memilah sampah di gudang, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023).
Dua pekerja Griya Luhu tengah memilah sampah di gudang, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023). Foto: Ni Kadek Restu Tresnawati/detikBali
Gianyar -

Seratusan karung dengan beragam ukuran tersebar di gudang beratapkan seng di Jalan Merak-Gianyar, Beng, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023). Karung-karung tersebut berisi botol plastik kering yang telah dipilah.

Gudang sampah tersebut dikelola oleh Griya Luhu. Perusahaan rintisan atau start up pengelolaan sampah seperti bank sampah dan jasa penjemputan sampah itu didirikan oleh Ida Bagus Mandhara Brasika.

Mahasiswa S3 jurusan Mathematics Climate di Univesity of Exeter tersebut mendirikan Griya Luhu pada 2017. Saat itu, Nara -sapaan Mandhara Brasika- baru selesai kuliah S2 dengan jurusan Enviromental Technology di Imperial College London, Inggris.

Nara yang berasal dari Gianyar melihat persoalan sampah di kampung halamannya tak kunjung beres. Dia kemudian membentuk komunitas Griya Luhu pada 2017. "Bentuknya belum jelas, belum ada bank sampah awalnya," tuturnya saat diwawancarai secara daring pada Kamis (2/11/2023).

Kegiatan awal Griya Luhu, Nara melanjutkan, adalah memberikan penyuluhan soal sampah ke sejumlah sekolah. Saat itu, dosen Ilmu Kelautan Universitas Udayana tersebut dibantu oleh sembilan temannya.

Griya Luhu mulai mendirikan bank sampah pada 2018. Namun, program tersebut harus ditutup saat pandemi COVID-19 pada 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pendiri Griya Luhu, Ida Bagus Mandhara Brasika.Pendiri Griya Luhu, Ida Bagus Mandhara Brasika. Foto: dok. Ida Bagus Mandhara Brasika


Alih-alih berhenti memerangi sampah karena wabah COVID-19, Nara justru meluncurkan aplikasi bank sampah digital Griya Luhu dan bersalin rupa menjadi start up. Aplikasi tersebut bisa diunduh di Play Store.

Griya Luhu melayani mengoperasikan 74 bank sampah di 14 desa di Gianyar pada 2021. Perusahaan rintisan tersebut juga mengelola sampah 10-13 ton setiap bulannya.

Menurut Nara, Griya Luhu tidak turun untuk membersihkan sampah di pantai. Mereka lebih memilih memberdayakan masyarakat untuk peduli lingkungan dengan program lain seperti bank sampah.

Bank sampah dianggap lebih efektif untuk diterapkan karena masyarakat desa terbiasa hidup komunal. "Kami bermain di basis data sains dan jauh lebih efektif mencegah," tutur pria kelahiran 1992 tersebut.

Manajer Operasional Griya Luhu Kadek Ayun Wardimas menuturkan sebelum aplikasi bank sampah Griya Luhu diluncurkan, pencatatan tabungan sampah anggota dilakukan secara manual. Namun, Griya Luhu akhirnya membuat aplikasi karena jumlah anggota terus bertambah dan jangkauannya meluas. "Kami sampai menaungi bank sampah unit di desa-desa," papar alumnus Universitas Udayana itu.

Wardimas menerangkan masyarakat harus melakukan registrasi lebih dulu untuk menjadi nasabah bank sampah Griya Luhu. Perusahaan rintisan itu mewajibkan registrasi agar pengunduh aplikasi benar-benar merupakan orang yang berniat menjadi nasabah bank sampah Griya Luhu.

Setelah calon nasabah teregistrasi, mereka sudah bisa mulai menabung sampah di Griya Luhu. Sampah dari nasabah kemudian akan dikelola oleh Griya Luhu.

Program penanganan sampah apa saja yang dimiliki oleh Griya Luhu? Baca selengkapnya di sini.

Griya Luhu juga memiliki program lain untuk menangani sampah. Misalkan, jasa pengelolaan sampah kawasan (JAGOAN), jasa angkut sampah warga (JAWARA), kirim sampah jaga alam (KIRIM SAJA), dan beli sampah jaga alam (BELI SAJA).

Kini, jumlah nasabah bank sampah sudah mencapai 12 ribu orang. Jumlah bank sampah binaan Griya Luhu di daerah-derah telah mencapai 100 unit. Adapun, jumlah sampah (plastik, kertas, logam, besi, dan botol kaca) yang dikelola oleh perusahaan rintisan itu mencapai 100 ton per tahun.

Griya Luhu kini memiliki 10 pekerja pemilah sampah. Mereka bekerja sejak pukul 10.00 hingga 16.00 Wita.

Manajer Operasional Griya Luhu Kadek Ayun Wardimas di gudang Griya Luhu, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023).Manajer Operasional Griya Luhu Kadek Ayun Wardimas di gudang Griya Luhu, Gianyar, Bali, Senin (31/10/2023). Foto: Ni Kadek Restu Tresnawati/detikBali

Menurut Wardimas, Griya Luhu bisa berkembang dan mempekerjakan sejumlah orang karena mendapat pemasukan dari jual beli sampah. Perusahaan rintisan itu juga ikut sejumlah lomba dan hadiahnya bisa digunakan untuk pengembangan.

Wardimas berharap agar masyarakat dapat memilah sampah dengan baik. Memilah sampah dengan baik bisa menyelesaikan permasalahan sampah rumah tangga karena sampah yang masih bisa berguna bisa dimanfaatkan lagi hingga menghasilkan uang. "Teman-teman cukup memilah habis dan bawa sampah yang telah dipilah ke tempat yang tepat," tutur pria kelahiran 1997 tersebut.

Imbauan Wardimas kian relevan saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung terbakar pada Kamis (12/10/2023). Terbakarnya TPA di Denpasar selama berhari-hari itu mengakibatkan sejumlah tempat penampuan sementara (TPS) di Ibu Kota Provinsi Bali itu penuh sampah.

Bahkan, di beberapa TPS, sampah meluber hingga ke jalan. Misalkan, di TPS Lumintang. Satpol PP Denpasar sempat mengimbau agar warga sementara waktu menyimpan sampah di rumah masing-masing.

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan volume timbulan sampah di Pulau Dewata sepanjang 2022 mencapai 1,02 juta ton. Jumlah itu meningkat dibandingkan setahun sebelumnya yang hanya 915,5 ribu ton timbulan sampah.

Salah satu yang terbantu oleh kehadiran Griya Luhu adalah Suroto. Kepala Lingkungan Perumahan Griya Swakarsa Mandiri Kaja, Desa Pering, Gianyar, itu menjadi nasabah bank sampah sejak 16 Agustus 2022.

Bahkan, Suroto sempat mendapat julukan presiden sampah karena mengajak warga sekitar peduli lingkungan. "Awal-awal saya dibilang presiden sampah," ungkap pria berusia 58 tahun itu.

Belakangan, Suroto menjadi pengurus Bank Sampah Unit (BSU) Griya Swakarsa Mandiri Kaja. BSU Griya Swakarsa merupakan bank sampah binaan dari Griya Luhu.
Suroto dibantu 10 kader untuk mengelola sampah dari Perumahan Griya Swakarsa. Sampah yang dikumpulkan oleh warga setempat akan dibawa ke gudang Griya Luhu pada pekan ketiga setiap bulannya.

Menurut Suroto, Griya Luhu membantu warga Griya Swakarsa untuk lebih peka terhadap pengelolaan sampah. Ia juga berharap agar masyarakat bisa membantu pemerintah menjaga lingkungan.

Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Restu Tresnawati peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Jaga Lingkungan, Pertamina Dukung Bank Sampah & Mangrove"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

Hide Ads