Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan korban diketahui berangkat melaut pada Sabtu (4/11/2023) sekitar pukul 01.30 Wita menggunakan jukung berwarna putih dengan strip bawah hijau bertuliskan 'Garuda Indonesia' di lambung kiri dan kanannya.
Kemudian pada pukul 08.30 Wita, kakak dan keponakannya bernama Komang Sadiarta (53) dan Ketut Sumiasa (24) yang juga pergi melaut, melihat jukung milik Santiasa. Namun, Santiasa tidak ada.
"Kondisi sampan saat ditemukan dan dicek mesin dalam keadaan mati, BBM telah habis dengan baling-baling posisi ada di air," ujar Ariadi, Sabtu (4/11/2023).
Sadiarta mencoba melakukan pencarian di sekitar lokasi ditemukannya jukung korban. Namun korban tetap tidak ditemukan.
Pihak keluarga akhirnya menghubungi Basarnas dan BPBD Buleleng untuk membantu mencari korban. Namun hingga pukul 18.40 Wita korban belum ditemukan.
"Hingga pukul 18.40 Wita pencarian tidak membuahkan hasil atau nihil dan akan dilanjutkan pada Minggu (05/11/2023) pukul 06.00 Wita dengan titik lokasi di Pos Pol Laut Di Anturan," jelasnya.
Pihak keluarga menduga korban terjatuh dari jukungnya pada saat mencari umpan berupa ikan tapis. Sebab alat yang digunakan untuk mencari umpan juga ikut menghilang.
"Barang-barang seperti alat pancing masih ada di sampan, ditemukan ikan mahi-mahi 22 kg, namun alat serok untuk mencari umpan ikan tapis tidak diketemukan," tandasnya.
(hsa/hsa)