Gerhana Bulan Sebagian (GBS) akan terjadi pada Minggu, 29 Oktober 2023. Fenomena alam itu dapat diamati di berbagai wilayah di Indonesia. Lantas, bagaimana tata cara salat gerhana untuk umat muslim?
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut bulan akan terlihat agak kemerahan di bagian yang terkena umbra bumi. Gerhana Bulan Sebagian terjadi saat posisi bulan-matahari-bumi sejajar. Fenomena ini membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra bumi.
Adapun, salat gerhana dianjurkan bagi umat muslim saat terjadi gerhana bulan (kusufus syamsi) dan gerhana matahari (Khusuful qamar). Waktu pelaksanannya adalah mulai ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut berakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjuran untuk melaksanakan salat gerhana sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِيَ
Artinya: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Hukum Salat Gerhana
Isnan Ansory MA dalam bukunya Fiqih Shalat Gerhana menjelaskan, para ulama sepakat bahwa hukum shalat gerhana bulan tidaklah wajib namun sebatas sunnah. Mazhab Hanafi dan mazhab Maliki menilainya sebagai sunnah biasa. Sedangkan mazhab Syafi'i dan mazhab Hambali menghukuminya dengan sunnah mu'akkad.
وَصَلَاةُ كُسُوفِ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ بِالْاِجْمَاعِ لَكِنْ قَالَ مَالِكٌ وَأَبُو حَنِيَفَةَ يُصَلِّى لِخُسُوفِ الْقَمَرِ فُرَادَى وَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ كَسَائِرِ النَّوَافِلِ
Artinya: Menurut kesepakatan para ulama (ijma`) hukum shalat gerhana matahari dan gerhana bulan adalah sunah muakkadah. Akan tetapi menurut Imam Malik dan Abu Hanifah shalat gerhana bulan dilakukan sendiri-sendiri dua rakaat seperti shalat sunah lainnya. (lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, Kairo, Darul Hadits, 1431 H/2010 M, juz VI, halaman 106).
Ketentuan Salat Gerhana
Disunnahkan untuk mandi, berdoa, membaca takbir, dan sedekah sebelum sholat
2. Dalam satu rakaat terdapat dua kali berdiri dan dua kali rukuk
3. Disunnahkan membaca surat Al Baqarah atau yang semacamnya pada rakaat pertama. Kemudian membaca Ali Imran pada berdiri berikutnya
4. Disunnahkan membaca bacaan tasbih pada rukuk dan sujud dengan dipanjangkan
5. Disunnahkan jahr (jelas) pada gerhana bulan dan Sirr (pelan) pada gerhana matahari
6. Disunnahkan berkhutbah setelah sholat gerhana
7. Menurut mazhab Syafi'i, sholat gerhana matahari atau bulan dapat dilaksanakan pada semua waktu. Sebab sholat gerhana termasuk sholat yang mempunyai sebab. Sholat gerhana disebut berakhir apabila seluruh yang menyelimuti matahari telah hilang atau mahari tersebut sudah tengelam.
Tata Cara Salat Gerhana
Berikut adalah beberapa tata cara salat gerhana.
1. Berniat di dalam hati dan tidak dilafadzkan karena melafadzkan niat termasuk perkara yang tidak ada tuntunannya dari Nabi kita shallallahu 'alaihi wa sallam dan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam juga tidak pernah mengajarkannya lafadz niat pada shalat tertentu kepada para sahabatnya.
- Niat sholat gerhana bulan
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى
Arab latin: Ushallî sunnatal khusûf rak'ataini imâman/makmûman lillâhi ta'âlâ
Artinya: "Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT."
- Niat Sholat gerhana matahari
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Arab latin: Ushalli sunnatan-likhusuufi-syamsi imaaman/makmuman lillali ta'ala
Artinya: "Saya niat shalat sunnah gerhana matahari sebagai imam atau makmum karena Allah semata."
2. Takbiratul ihram
3. Membaca taawudz dan surat Al Fatihah
4. Membaca surat Al-Baqarah atau selama surat itu yang dibaca dengan lantang
5. Rukuk, lalu membaca tasbih selama 100 ayat surat Al-Baqarah
6. I'tidal
7. Membaca surat Al-Fatihah lalu surat Ali Imran
8. Rukuk kembali dan dilanjutkan dengan I'tidal
9. Sujud dan membaca tasbih selama rukuk pertama
10. Duduk di antara dua sujud.
11. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua
12. Duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
13. Rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja, pada rakaat kedua dianjurkan membaca surat An-Nisa, lalu dianjurkan juga membaca surat Al-Maidah
14. Salam
15. Dianjurkan mendengarkan 2 khutbah tausiyah
Saat terjadi gerhana bulan, Rasulullah SAW menganjurkan amalan-amalan yang bisa dilakukan, seperti memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.
Artikel ini ditulis oleh Indah Dwi Hastuti peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(iws/iws)