Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali I Nengah Adi Susanto mengaku kecewa Mahkamah Konstitusi (MK) menolak judicial review dari PSI soal batasan umur di bawah 40 tahun sebagai syarat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Hal itu sesuai putusan MK pada Senin (16/10/2023).
Namun, Adi membantah gugatan itu bertujuan memberi jalan bagi Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapres.
Baca juga: Wapres: Pemerintah Terima Semua Putusan MK |
"Tidak ada kaitan permonanan judicial review oleh PSI itu memberi karpet merah kepada Mas Gibran yang digadang-gadang untuk menjadi capres atau cawapres," jelas Adi kepada detikBali, Selasa (17/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia beralasan gugatan yang dilayangkan PSI itu jauh sebelum hiruk-pikuk muncul nama Gibran yang diusung dari berbagai pihak untuk menjadi cawapres.
"Gugatan judicial review mulai didaftarkan Maret, sedangkan hiruk-pikuk mulai muncul nama Mas Gibran tiga bulan setelah itu, sebetulnya tidak ada kaitannya," ungkap Adi.
Adi juga berharap dengan putusan Mahmakah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan PSI, masyarakat tidak lagi menyudutkan presiden Jokowi yang memplesetkan MK sebagai mahkamah keluarga.
"Gara-gara salah satu kerabat dari Presiden Jokowi ada di MK, kan ada delapan hakim lainnya, satu orang tidak bisa memengaruhi," lanjut Adi.
Saat ditanya soal sikap dan arah dukungan PSI pasca putusan MK, Adi mengaku hanya menunggu keputusan dari DPP PSI. Sebab, saat Kopdarsus PSI beberapa waktu lalu, 38 DPW PSI se-Indonesia sudah memberikan mandat DPP PSI untuk menentukan siapa calon presiden yang akan didukung.
PSI Bali sendiri cukup kecewa gugatannya ditolak MK. Menurut Adi, banyak anak muda berumur 35-40 tahun yang mempunyai potensi dan kemampuan layak menjadi pemimpin negara.
"Tentu sangat mengecewakan karena yang digugat oleh teman-teman kami dari DPP PSI, ada jutaan orang yang berumur 35-40 tahun jutaan anak muda yang tidak bisa menjadi capres atau cawapres sekalipun dia punya kemampuan atau layak menjadi pemimpin bangsa ini," tandas Adi.
(hsa/iws)