Gedung serbaguna di kantor Lurah Serangan, Denpasar, Bali kini dijadikan sebagai lokasi pengungsian sementara oleh warga sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang terdampak kebakaran. Total, ada 28 warga yang mengungsi.
Staf kantor Lurah Serangan, Wayan Sutarja (30), menjelaskan warga telah mengungsi sejak Jumat malam (13/10/2023) pukul 22.00 Wita.
Ada beberapa ruangan dan tikar yang telah disiapkan untuk para pengungsi. Saat ini terdata ada enam keluarga yang mengungsi. Mereka berprofesi sebagai sebagai pemulung di TPA Suwung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jumlah pengungsi dari TPA Suwung ini sebanyak 28 orang. Terdiri dari dewasa hingga anak-anak," ujar Sutarja, di kantor Lurah Serangan, Jalan Tukad Pekaseh Nomor 7 Serangan, Denpasar, Bali, Sabtu (14/10/2023).
Sutarja mengatakan mayoritas pengungsi dalam kondisi sehat. Namun, ada beberapa orang yang mengalami sesak hingga sakit ringan.
"Untuk pengungsi yang lagi sakit sudah diarahkan ke puskesmas dan dari kelurahan sudah bekerja sama dengan Puskesmas Densel III untuk menangani yang sakit," katanya.
Sutarja menjelaskan Kelurahan Serangan saat ini masih mendata bantuan-bantuan yang akan diberikan untuk pengungsi. Ketika baru datang pada Jumat, mereka juga mendapat bantuan konsumsi berupa nasi kotak dari Kelurahan.
Hari ini, ada pula beberapa relawan membawakan bantuan nasi dan sejumlah kebutuhan lain.
"Pengungsi ini sifatnya mobile dan tidak menetap, jadi kami update data setiap dua jam sekali," sebutnya.
Menurutnya, ada beberapa pengungsi yang beraktivitas seperti biasa untuk bekerja.
Sementara itu, Sutarja melanjutkan, pembangunan posko pengungsian masih menunggu hasil rapat koordinasi. Hal ini untuk mengantisipasi apabila terjadi lonjakan para pengungsi di sana.
Untuk diketahui, TPA Suwung sudah dua hari terbakar hebat dan sampai sekarang belum padam. Asap kebakaran masih tebal dan berimbas kepada warga sekitar. Apalagi, di TPA Suwung ada perkampungan pemulung.
(hsa/dpw)