Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali Made Rentin membeberkan detik-detik musibah longsor di tebing Sungai Taksu, Banjar Dinas Kemoning, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (11/9/2023). Peristiwa itu merenggut tiga korban jiwa.
Para korban tewas antara lain, I Ketut Sueca (40), I Kadek Pasek (37), dan I Kadek Subrata (39). Ketiganya masih memiliki hubungan keluarga.
Selain korban tewas, dua korban yang sempat tertimpa longsor berhasil selamat. Mereka adalah I Kadek Berata (34) dan I Kadek Suardika (20).
Kepala BPBD Provinsi Bali Made Rentin membeberkan awalnya kelima korban ke lokasi mencari batu tabas dengan membuat gua di tebing sekitar pukul 09.00 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut pengakuan korban yang selamat, gua yang dibuat baru sekitar dua meter dan baru dapat bekerja selama dua jam," terang Rentin dalam rilis yang diterima detikBali, Senin (11/9/2023).
Kemudian, sekitar pukul 11.00 Wita tanah di atas lokasi kejadian tiba-tiba runtuh dan menimpa korban. Suardika, salah seorang korban selamat, mengaku terhindar dari longsoran karena terpental kayu.
Korban selamat lainnya, I Kadek Berata, sempat tertimpa batu di bagian punggung. Namun, kondisinya masih sadar dan selamat.
Begitu longsor menimpa para korban, Suardika berlari ke jalan raya meminta bantuan warga sekitar untuk melakukan evakuasi.
Saat proses evakuasi, I Ketut Sueca berhasil ditemukan. Saat itu, dia masih bernapas, tapi sudah kritis. Dia langsung dilarikan ke RSUD Karangasem. Sayang, Sueca meninggal di rumah sakit.
Lantaran material longsor banyak, salah seorang warga meminta bantuan alat berat untuk melakukan evakuasi. Tak berselang lama, alat berat bersama dengan jajaran dari Polsek Bebandem, PMI, Polres Karangasem, Basarnas, BPBD dan juga puluhan masyarakat tiba di lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.
Setelah melakukan pencarian, korban, I Kadek Subrata, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Satu korban lagi, Kadek Pasek, cukup sulit dievakuasi lantaran di tengah-tengah tebing. Namun, petugas memastikan dia juga meninggal dunia.
Atas musibah tersebut, Rentin mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas di daerah tebing curam dan berpotensi terjadi longsor.
"Lakukan mitigasi awal secara mandiri dengan mengenali potensi ancaman (bencana) di sekitar tempat kita beraktivitas," kata Rentin.
Berikutnya, setelah tahu potensi ancaman yang ada, maka wajib siapkan skenario (strategi) penyelamatan diri terhindar dari ancaman bahaya tersebut, jika tiba-tiba kemungkinan terburuk terjadi.
"Jika tebing atau lereng sangat curam dan kondisi tekstur tanah (bebatuan) yang relatif labil (tidak kuat), sebaiknya hindari beraktivitas di sekitar daerah tersebut karena berpotensi terjadi longsor," imbuh Rentin.
BPBD Provinsi Bali memberi santunan masing-masing Rp 15 juta untuk keluarga korban meninggal. Rentin mengatakan pemberian santunan itu sesuai amanat Peraturan Gubernur Bali Nomor 37 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2021 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Yang Tidak Dapat Direncanakan Sebelumnya Untuk Korban Bencana/Musibah.
(hsa/dpw)