Warganet dihebohkan dengan kabar pandemi 2.0 atau pandemi kedua akan muncul pada 2023. Kabar ini disebar oleh seseorang melalui akun Twitter (kini X) @doktertifa. Dokter Tifa menyebut, pandemi 2.0 memicu peraturan lockdown.
"Dalam sebulan dua bulan akan ada peraturan lockdown, WFH, dan aturan pakai masker," beber dokter Tifa, dalam akun pribadinya, dilansir dari detikHealth, Jumat (8/9/2023).
Dia mengatakan, ada skenario agar masyakarat tak protes dengan aturan lockdown yang dikeluarkan. Salah satunya adalah menjadikan polusi udara sebagai kambing hitam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah polusi udara. Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, langit dibuat jadi forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga batu bara atau BBM," sambung dia.
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi menegaskan pernyataan tersebut bukan berasal dari anggota IDI. Dirinya juga mengimbau publik untuk tidak asal percaya dengan narasi yang beredar di media sosial.
Adib meminta warga selalu memverifikasi informasi yang didapat, sebisa mungkin melihat sumber yang terpercaya. Menurutnya, sumber yang menyebut pandemi 2.0 bakal muncul 2023 tidak berdasarkan bukti ilmiah atau penelitian.
"Kita tidak melihat satu dasar konteks misalnya ini ada informasi-informasi yang belum ada dasar-dasar ilmiah. Jadi kami ingin mengimbau masyarakat mencari referensi terkait dengan problematika kesehatan jadi referensi dari masyarakat kesehatan yang itu menjadi referensi utama, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau dari perhimpunan dokter spesialis, itu ada informasi yang berasal yang kita dari lingkup global," ucapnya.
"Bukan dari IDI, itu dari personal ya," sambungnya.
Artikel asli pada laman ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)