Direktur Perumahan dan Kawasan Pemukiman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Tri Dewi Virgiyanti mengungkapkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung di Denpasar, Bali, ditargetkan tutup pada tahun ini. Hal itu diungkapkan seusai acara peluncuran Bali-Kerthi Development Fund (BDF) di Art Center, Denpasar.
"Goals-nya TPA Suwung ditutup. Tahun ini harus maksimal," kata Dewi, Sabtu (19/8/2023).
Saat ini, sampah di TPA Suwung terus menggunung. Antrean truk pengangkut sampah ke TPA tersebut juga kerap menjadi sorotan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TPA Suwung telah beroperasi kurang lebih 40 tahun, sejak 1980-an. TPA yang memiliki luas 32 hektare (ha) itu dapat menampung sampah kiriman dari Denpasar dan Badung mencapai 1.000 ton.
Nantinya, sampah yang biasanya dikirim ke TPA Suwung akan diarahkan ke tiga TPST di Bali, yakni TPST Kesiman Kertalangu, TPST Padangsambian, dan TPST Tahura. Menurut Dewi, saat ini masih dalam tahap commissioning atau uji coba dengan progres mencapai 60 persen.
Disinggung soal kemungkinan penambahan TPST, Dewi masih belum merencanakan itu. Ia menyebut tiga TPST yang sudah ada dapat dimaksimalkan pengolahannya dengan tetap memperhatikan kapasitas sampah di masing-masing TPST.
Meski begitu, ia meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah terlalu banyak. "Recycle supaya sampahnya tetap ya, jumlahnya tidak naik terlalu banyak. Sehingga kapasitas TPST klop," tandasnya.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa juga sempat menyinggung tumpukan sampah di TPA Suwung. Ia meminta Pemprov Bali untuk bersama-sama mencari jalan keluar demi mengatasi persoalan tersebut.
"Coba bayangkan kalau kita turun dengan pesawat di Bali, lalu kita lihat tumpukan gunung sampah itu, makin lama makin tinggi. Apa kata orang tentang Bali?" kata Suharso di Denpasar, Sabtu.
(iws/gsp)











































