.webp)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali akan menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung secara bertahap. Penutupan TPA itu mendesak karena tempat sampah itu makin penuh.
"Sekarang ini kondisi (tingginya sampah di TPA) kurang lebih 25 meter," tutur Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Bali I Made Teja kepada detikBali, Selasa (14/2/2023).
Teja menuturkan penutupan TPA Suwung secara bertahap akan dilakukan pada Maret 2023. "Penutupannya secara perlahan dan sebagian kecil dulu, sambil menjaga situasi di lapangan," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teja menuturkan Dinas Lingkungan Hidup juga akan mengevaluasi penutupan bertahap TPA Suwung. Sebab, TPA Suwung menjadi tempat pembuangan sampah bagi Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. "Kami akan mengevaluasi dari sekian sampah itu, kira-kira berapa yang nantinya bisa ditangani oleh kabupaten (Badung) dan kota (Denpasar)," ungkapnya.
TPA Suwung beroperasi sejak tahun 1980-an. Luas TPA itu mencapai 32 hektare. Dalam sehari, tempat sampah itu bisa menampung 1.000 ton sampah kiriman dari Denpasar dan Badung.
Teja mendorong agar tiga Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Denpasar dapat segera selesai, dan beroperasi. Tiga TPST tersebut adalah TPST Kesiman Kertalangu, Padang Sambian, dan Tahura.
Tiga TPST itu direncanakan beroperasi pada akhir bulan depan atau paling lambat April 2023. Nantinya, tiap TPST tersebut akan dapat mengolah 450 ton sampah per harinya. Adapun, jumlah sampah yang diproduksi Denpasar sekitar 700-800 ton per hari.
(gsp/nor)
