Kualitas udara atau air quality index (AQI) Kota Denpasar, Bali hijau selama 12 jam viral di media sosial (medsos). Wali Kota (Walkot) Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara buka suara soal kondisi itu.
"Yang jelas sebenarnya kalau menjadi sorotan kalau dilihat secara nasional kan Denpasar termasuk hijau," kata Jaya Negara seusai apel peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan RI di Lapangan Kota Lumintang, Kamis (17/8/2023).
Kualitas udara Kota Denpasar yang dalam kondisi hijau atau layak selama 12 jam itu terekam pada 5 dan 6 Agustus lalu. Kualitas udara itu pun viral setelah diunggah oleh akun Instagram @pandemictalks pada Minggu (6/8/2023).
"Cuma Denpasar area yang 12 jam terakhir udaranya layak dihirup oleh manusia," tulis akun itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kualitas Udara Ubud Terburuk-Denpasar Baik |
Lewat unggahan itu, akun @pandemictalks mengunggah gambar berupa tabel kualitas udara di sejumlah kota di Jawa dan Bali. Data itu menunjukkan kualitas udara dari Sabtu dan Minggu dalam kondisi hijau, dengan kata lain sehat untuk dihirup.
Dua wilayah di Bali yakni Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar masuk dalam tabel informasi kualitas udara tersebut. Namun hanya Denpasar yang sepenuhnya dalam kondisi hijau atau kualitas udaranya dalam kategori bagus selama 12 jam itu.
Sementara Kabupaten Gianyar kualitas udaranya dalam kategori hijau hanya dalam empat jam yaitu dari pukul 21.00 Wita dan 22.00 Wita, 03.00 Wita dan 04.00 Wita. Selain di jam itu, kualitas udara Kabupaten Gianyar dalam kategori sedang atau kuning.
Jaya Negara pun menjelaskan alasan kualitas udara di Kota Denpasar masih bisa berkategori hijau. Padahal, wilayah yang dipimpinnya itu tidak asing dengan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang hingga menimbulkan kemacetan.
Menurutnya, salah satu penyebab kualitas udara di Kota Denpasar masih baik karena banyaknya pohon besar di berbagai jalan-jalan besar. Berbagai pepohonan besar itu terutama ada di kawasan Niti Mandala Renon dan area Lapangan Puputan I Gusti Ngurah Made Agung.
"Ini penyebabnya kan banyak pohon pohon besar di setiap jalan jalan besar. Coba di sepanjang Renon di Puputan dan kita lihat ini pohon pohon ini mampu menyerap polusi itu," ujarnya.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Denpasar juga aktif melakukan uji emisi kendaraan. Sehingga emisi kendaraan tidak terlalu mengganggu meski jalanan di Kota Denpasar kerap macet.
"Walaupun ada kendaraan kalau emisinya tidak terganggu kan tidak ada masalah. Dan kendaraan-kendaraan yang lama kalau misalkan diujinya dia mengalami tingkat polusinya (tinggi), ya kita disuruh jangan dipakai," jelasnya.
(dpw/iws)