Gubernur Bali Wayan Koster menargetkan penurunan angka stunting dua persen per tahun. Pada 2025, angka stunting di Pulau Dewata ditargetkan hanya 2 persen, sedangkan pada tahun ini angka stunting mencapai enam persen.
"Tahun depannya lagi, 2025 (target penurunan angka stunting turun) dua persen. Jadi, saya minta pak kadis (Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom) untuk turunkan (angka stunting) dua persen," kata Koster di Art Center dalam acara hari jadi Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bali, Minggu (6/8/2023).
Persentase itu adalah tingkat stunting terendah yang dapat ditangani Pemerintah Provinsi Bali. Koster beralasan ada faktor alam dan hal lain yang memang tidak dapat dihindari untuk menurunkan angka stunting hingga nol persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nol mungkin nggak bisa. Selalu ada sisa (warga Bali yang mengalami stunting) yang tidak dapat kami tangani. Karena faktor alam maupun hal-hal yang lain," kata politisi PDI Perjuangan itu.
Koster tidak menyebut secara konkret bagaimana dirinya mengupayakan menurunkan persentase stunting hingga sesuai target. Yang pasti, angka stunting saat ini di Bali masih di tingkat terendah dibanding secara nasional yang mencapai 20 persen lebih.
"Angka stunting di Bali 8 persen. Terendah di Indonesia. Nasionalnya, 20 persen lebih. Dan rasanya tidak ada daerah di Indonesia yang (angka stuntingnya) mencapai 10 persen, nggak ada," ujarnya.
Tak hanya soal stunting, dia memastikan tetap ada penanganan kesehatan secara menyeluruh dari pemerintahannya. Yakni, dengan mendorong peningkatan fasilitas kesehatan di seluruh Puskesmas dan integrasi pembiayaan melalui APBD.
Koster menyebut pembiayaan kesehatan bagi masyarakat 51 persen ditanggung dari APBD Bali. Sehingga, penanganan kesehatan dapat dinikmati semua masyarakat Bali dengan biaya terjangkau.
(irb/gsp)