Sutini mengatakan kebakaran diketahui ketika ia hendak pergi ke kamar mandi untuk buang air kencing. Saat itu seluruh lampu di rumahnya padam. Ia pun mengira memang sedang ada pemadaman listrik sehingga membiarkannya.
"Tapi setelah saya keluar dari kamar mandi, saya lihat ada kobaran api dari luar. Setelah saya cek ternyata bagian depan rumah sudah terbakar," katanya, Minggu siang.
Ia pun membangunkan anaknya karena kebetulan mereka hanya tinggal berdua setelah suaminya meninggal dunia. Mereka kemudian keluar melalui pintu belakang dan berteriak minta tolong kepada warga sekitar agar membantu memadamkan api dan melapor ke Dinas Pemadam Kebakaran Karangasem.
"Yang terbakar hanya bagian depan rumah, tapi atapnya sampai jebol. Beruntung tidak sampai ke dalam karena keburu dapat penanganan dari masyarakat dan damkar. Jadi tidak ada barang-barang berharga yang ikut terbakar," kata Sutini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkartan) Karangasem I Made Agus Budiyasa mengatakan sebanyak 12 personel dan empat unit armada damkar dikerahkan untuk memadamkan api.
Pemadaman api juga menghabiskan 5.000 liter air. "Untuk penyebab kebakaran diduga karena korsleting listrik. Akibat kejadian tersebut pemilik rumah mengalami kerugian sekitar Rp 50 juta," kata Budiyasa.
(irb/irb)