Warga Tabanan, Bali, dalam beberapa hari terakhir mulai mempersiapkan sarana dan keperluan persembahyangan untuk hari suci Galungan pada Rabu (2/8/2023) nanti. Salah satu sarana yang diperlukan yakni penjor, yang biasa dipasang di depan pintu masuk rumah.
Penjor terdiri dari sebatang bambu utuh yang dihiasi janur atau daun kelapa muda. Sekilas menyerupai umbul-umbul, namun fungsi utamanya sebagai bagian dari sarana persembahyangan.
Momen Galungan memberi peluang usaha bagi sejumlah penjual hiasan atau atribut penjor. "Sudah semingguan ini ramai yang mencari kelengkapan penjor. Mulai kelihatan paling ramai itu dari Kamis kemarin," tutur Ni Komang Ayu Ningrat (62), Minggu (30/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayu Ningrat merupakan salah seorang penjual pernak-pernik penjor di Banjar Delod Rurung, Desa Delod Peken, Tabanan. Ia menyebut dari beberapa atribut penjor yang biasa dipasang, dan sampian menjadi yang paling laris dibeli warga.
"(Pembeli) paling banyak cari sampian penjor. Baru habis itu bakang-bakang," jelasnya. Sampian yang terpasang menjuntai di ujung penjor tersebut ia jual sesuai ukuran. Untuk ukuran terbesar ia lepas dengan harga Rp 40 ribu. "Yang ukuran sedang Rp 35 ribu dan paling kecil Rp 15 ribu," sebutnya.
Selain sampian, Ayu Ningrat juga menjajakan bakang-bakang yang biasa dipasang pada punggung penjor. Kemudian hiasan janur, sanggah, hiasan sanggah, kelapa, padi, serta bambu khusus untuk penjor.
"Tapi yang paling laris itu sampian. Saya cari 200 bungkus sekarang sisa sedikit. Justru bakang-bakang yang sedikit mencarinya," ungkapnya.
Baca juga: Laris Manis Jual Pernak-pernik Galungan |
Ayu Ningrat mengaku sudah mulai berjualan kelengkapan penjor sejak dua minggu lalu. Ia mulai buka dari pukul 08.00 Wita hingga menjelang malam sekitar pukul 19.00 Wita di depan rumahnya. "Tergantung masih ada pembeli yang datang atau tidak," sebutnya.
Ia memperkirakan warga yang memerlukan kelengkapan penjor masih akan ramai berdatangan hingga Selasa (1/8/2023) atau pada saat hari Penampahan Galungan. "Biasanya orang-orang yang tidak sempat membuat penjor. Mungkin mereka repot jadi belum sempat buat penjor," tukasnya.
(irb/nor)