Pegawai penyewaan papan selancar bernama David Sahrani (39) dan Dani Siregar (36) mengeluhkan ditutupnya sebagian pintu masuk Pantai Kuta, Badung, Bali. Hal tersebut membuat pelanggannya berkurang sebab stand mereka tadinya berada di dekat pintu masuk.
"Siji (satu), (kami) mengeluh karena sepi. Pintu masuk ditutup itu kami nggak ada tamu yang masuk ke pantai. Jadi, pemasukan juga berkurang, ya kan," ujar David kepada detikBali saat ditemui di Pantai Kuta, Senin (10/7/2023).
Untuk diketahui, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Badung menutup beberapa pintu masuk Pantai Kuta, dari sebelumnya 26 kini tinggal 19 pintu. Renovasi itu dilakukan sejak 8 Mei 2023.
David mengaku belum mendapatkan pelanggan yang menyewa papan selancar satu pun sejak pagi. "Nol persen, nggak ada penghasilan," keluhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
David menuturkan penghasilan dari penyewaan papan selancar tidak menentu. Dia menjelaskan jika menghasilkan Rp 200 ribu, maka pendapatan bersih hanya Rp 100 ribu. Sebab, setengah dari pendapatan tersebut diberikan ke bosnya.
"Pendapatan sih nggak mesti. Pendapatan kami per hari masih disetorin (dipotong) sama bos," terangnya.
David mengungkap pendapatannya menurun hingga 70 persen dari biasanya akibat penutupan pintu masuk. David berharap keluhan pedagang didengarkan Dinas PUPR, yakni pintu masuk tetap seperti sedia kala sebanyak 26 pintu.
"Jadi keluhan masyarakat kecil ini, bisa didengar yang di atas. Karena kami maunya seperti itu, pintu kalau sudah dibuka kan semuanya bisa makan," imbuhnya.
Sementara itu, Dani menilai penutupan pintu masuk akan menimbulkan kesenjangan dari segi pendapatan antara pedagang di Pantai Kuta. Ia menyebut pedagang di dekat pintu masuk yang paling diuntungkan.
"Berat sebelah jadinya. Jadi pendapatan nggak merata. Sedang yang paling diuntungkan yang memiliki pintu akses masuk, sementara kami tidak ada lagi. Berkurang banyak," keluhnya.
Dani menuturkan banyaknya pintu masuk yang ditutup juga membuat pedagang menjadi lebih repot membawa barang dagangannya. Sebab, pedagang harus berjalan lebih jauh.
"Nggak mungkin melompat-lompat pagar. Itu juga pedagang mengangkat berat-berat," tandasnya.
Sebelumnya, renovasi tembok Pantai Kuta, di Kelurahan/Kecamatan Kuta terus dikebut Dinas PUPR Badung. Selain ganti material dari batu alam putih jadi bata pres, akses masuk pantai dikurangi.
Penutupan beberapa pintu masuk yang membatasi akses ke pantai menuai protes pedagang. Mereka memasang spanduk di area pantai memprotes hal tersebut. Namun, kini spanduk itu sudah dicopot.
Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba menegaskan pengerjaan tembok baru ini terus berjalan. Bahkan usulan desa untuk mengurangi akses masuk pantai tetap dikerjakan meski ada penolakan pedagang dengan pemasangan spanduk. "Nggih, lanjut," katanya singkat.
(nor/iws)