Mengurangi Pintu Masuk Pantai Kuta, Menuai Protes dari Pedagang

Badung

Mengurangi Pintu Masuk Pantai Kuta, Menuai Protes dari Pedagang

Agus Eka - detikBali
Selasa, 11 Jul 2023 09:00 WIB
Hasil pengerjaan dinding baru Pantai Kuta Bali, baru mencapai 45 persen, belum lama ini.
Penataan Pantai Kuta, Badung, Bali. Foto: Agus Eka/detikBali
Badung -

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung berkukuh mengurangi pintu masuk Pantai Kuta meski diprotes sejumlah pedagang. Pintu masuk objek wisata tersebut akan berkurang dari 26 menjadi 19.

Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba mengungkapkan pengurangan akses ke Pantai Kuta merupakan permintaan dari desa setempat. Berikut ini, fakta-fakta terkait pengurangan pintu masuk dan penataan Pantai Kuta.

Penataan Pantai Kuta Berlanjut

Surya Suamba menegaskan renovasi tembok Pantai Kuta terus berlanjut. Pengurangan akses menuju objek wisata itu juga tetap dikerjakan meski ada penolakan dari sejumlah pedagang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proses pengerjaan (penataan Pantai Kuta) sudah 45 persen," tutur Suamba, Minggu (9/7/2023).

Suamba menerangkan ketinggian pagar Pantai Kuta hanya dibuat 70 sentimeter. Tujuannya, agar wisatawan bisa menikmati keindahan pantai dari jalan atau dari luar tanpa terhalang tembok.

ADVERTISEMENT

"Yang sekarang kami bongkar bagian dinding saja. Untuk fondasi masih tetap pakai yang lama, bahan bata merah," ucap Suamba.

Pemerintah Kabupaten Badung menganggarkan sekitar Rp 26 miliar lebih untuk perbaikan tembok pagar Pantai Seminyak, Legian, hingga Kuta. Proyek membutuhkan waktu selama 120 hari sejak dikerjakan 8 Mei 2023.

Pedagang Keluhkan Pengurangan Akses ke Pantai Kuta

Pengurangan pintu masuk Pantai Kuta ditolak oleh sebagian pedagang maupun pelaku jasa pariwisata. Salah satunya adalah David Sahrani.

Pria berusia 39 tahun itu mengungkapkan pelanggannya berkurang karena kios mereka terletak di pintu masuk Pantai Kuta yang akan ditutup.

"Pintu masuk ditutup itu kami nggak ada tamu yang masuk ke pantai. Jadi, pemasukan juga berkurang," ujar David kepada detikBali di Pantai Kuta, Senin (10/7/2023).

David mengeklaim pendapatannya menurun hingga 70 persen dari biasanya akibat penutupan pintu masuk tersebut. Apalagi, dia harus berbagi penghasilan 50:50 dengan bos pemilik jasa sewa papan selancar.

"Pendapatan sih nggak mesti. Pendapatan kami per hari masih disetorin (dipotong) sama bos," terangnya.

David berharap keluhannya dan pedagang lainnya didengarkan Dinas PUPR. Dia berharap pintu masuk Pantai Kuta tetap seperti semula yakni 26.

"Pintu kalau sudah dibuka kan semuanya bisa makan," imbuh David.

Pengurangan Pintu Masuk Picu Kesenjangan Pedagang

Menurut David, penutupan pintu masuk juga akan menimbulkan kesenjangan antara pedagang di Pantai Kuta. Pedagang di dekat pintu masuk yang paling diuntungkan karena ramai dilewati turis.

"Yang paling diuntungkan yang memiliki pintu akses masuk, sementara kami (penghasilan) berkurang banyak," keluh David.

Dani menuturkan banyaknya pintu masuk yang ditutup juga membuat pedagang menjadi lebih repot membawa barang dagangannya. Sebab, pedagang harus berjalan lebih jauh.

"Nggak mungkin melompat pagar dan mengangkat (dagangan) berat," tuturnya.

DPRD Badung Berjanji Berkomunikasi dengan Berbagai Pihak

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Badung Putu Parwata berjanji dalam waktu dekat bakal berkomunikasi dengan semua pihak yang terlibat penataan Pantai Kuta. "Nanti kami diskusikan dan apa yang jadi harapan masyarakat juga tercapai," tuturnya Senin (10/7/2023).

Menurut Pawarta, warga dan pedagang di Pantai Kuta harus mendapatkan gambaran terkait renovasi di objek wisata tersebut. "Jangan sampai secara estetika tidak bagus dan hanya mengejar profit, ini juga tidak baik," kata politikus PDI Perjuangan itu.




(gsp/hsa)

Hide Ads