'Berkah' Sampah Kiriman di Pantai Jumpai, Dijual-Jadi Kayu Bakar

Klungkung

'Berkah' Sampah Kiriman di Pantai Jumpai, Dijual-Jadi Kayu Bakar

I Putu Budikrista Artawan - detikBali
Senin, 10 Jul 2023 10:34 WIB
Kondisi Pantai Jumpai Klungkung dipenuhi sampah kiriman, warga memanfaatkan sebagai rejeki tambahan, Senin (10/7/2023).
Foto: Kondisi Pantai Jumpai Klungkung dipenuhi sampah kiriman, warga memanfaatkan sebagai rejeki tambahan, Senin (10/7/2023). (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Sampah kiriman berupa kayu-kayu besar dan sampah plastik memenuhi sepanjang Pantai Jumpai, Kabupaten Klungkung, Bali, sejak lima hari terakhir. Sampah tersebut merupakan sampah yang datang dari aliran Sungai Unda yang sebelumnya sempat banjir bandang selama tiga hari.

Sampah-sampah kayu yang menumpuk itu mengotori pantai. Namun, di sisi lain ternyata membawa 'berkah' bagi warga.

Senin (10/7/2023) pagi, sejumlah warga setempat tampak mengumpulkan sampah kayu. Mereka akan menjualnya ke tempat usaha pemindangan ikan. Sebagian digunakan sendiri untuk kayu bakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini untuk dijual dan dimanfaatkan sendiri untuk kayu bakar," kata warga setempat Sunarka, kepada detikBali.

Ia mengaku belum mengetahui jual kayu-kayu tersebut. Sementara ini masih dikumpulkan di pinggir pantai sekaligus membersihkan pantai.

ADVERTISEMENT

Warga lainnya, Moyo, tidak hanya memungut kayu. Namun, juga membersihkan pantai, karena akan digunakan untuk pelaksanaan upacara ngeroras.

"Ini bersihkan dulu sedikit, besok ada upacara ngeroras, lanjutan dari upacara ngaben jadi harus bersih sedikit saja, karena tidak mungkin dibersihkan semuanya," kata Moyo.

Sementara itu, Perbekel Desa Jumpai I Wayan Sadiarna mengatakan sampah memenuhi lebih dari 2 kilometer garis pantai. Sampah kayu tersebut terbawa oleh arus Sungai Unda ke lautan, lalu dihempaskan gelombang hingga ke pesisir.

"Jumat lalu alur Sungai Unda banjir, kayu-kayu ini terbawa dari dari hulu sampai ke laut. Ada kayu besar, ada kayu yang kecil semua terbawa gelombang laut sampai ke pesisir," jelasnya.

Kondisi itu mengakibatkan warga yang akan beraktivitas di pantai, termasuk wisatawan mengalami kesulitan.

"Sementara kami tunggu dulu, karena kayu-kayu besar dicari warga ada yang bawa mesin chainsaw untuk potong kayunya, nanti sisanya jika belum habis baru minta bantuan ke pemerintah daerah untuk dibersihkan dengan alat berat," tandas Sadiarna.




(hsa/hsa)

Hide Ads