Lurah Klaim Sampah Kayu di Pantai Makassar Kiriman Banjir Sungai Jeneberang

Lurah Klaim Sampah Kayu di Pantai Makassar Kiriman Banjir Sungai Jeneberang

Muh Zunkarnaim - detikSulsel
Minggu, 23 Feb 2025 20:04 WIB
Tumpukan sampah kayu di bibir Pantai Tanjung Bayang, Makassar.
Tumpukan sampah kayu di bibir Pantai Tanjung Bayang, Makassar. Foto: (dok. Istimewa)
Makassar -

Bibir pantai di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dipenuhi sampah kayu hingga sepanjang 3 kilometer. Sampah kayu tersebut diklaim berasal dari kiriman banjir Sungai Jeneberang.

"Memang benar ada kiriman sampah dari pascabanjir kemarin yang terbawa arus dari Sungai Jeneberang," ujar Lurah Tanjung Merdeka, Alim kepada detikSulsel, Minggu (23/2/2025).

Alim mengaku sudah berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk penanganan sampah tersebut. Dia menyebut petugas kebersihan sudah dikerahkan untuk membersihkan sampah-sampah di sana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pihak kelurahan melalui petugas kebersihan yang ada di kelurahan, KSW Tanjung Bayang, RT/RW, dan masyarakat setempat sudah berupaya membersihkan sampah rumput dan ranting pohon tersebut sampai hari ini," kata dia.

Alim tidak menjelaskan lebih jauh soal fenomena sampah di bibir pantai ini. Termasuk apakah akan diturunkan bantuan peralatan yang memadai untuk segera mengevakuasi sampah tersebut.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya diberitakan, warga mengaku kewalahan membersihkan seluruh sampah kayu yang sudah sepekan memenuhi sepanjang bibir pantai tersebut. Warga mengatakan proses pembersihan hanya dilakukan secara manual.

"(Selama ini) Di situ kita galikan lubang, kita kasih turun. Kalau sekarang tidak bisa ki, hancur ki, terlalu banyak memang," kata ketua RT 04 di Tanjung Bunga, Jumarlang saat dikonfirmasi detikSulsel, Minggu (23/2).

Jumarlang mengatakan warga butuh solusi dari pemerintah untuk membersihkan sampah kayu dengan jumlah banyak ini. Sebab, jika hanya dilakukan manual oleh warga, maka butuh waktu yang cukup panjang.

"Belum ada anu ini dari pemerintah. Kita ini kan RT/RW sama masyarakat sudah berupaya untuk membersihkan itu, cuma manual. Ya terbatas kita punya kemampuan begitu," ucap Jumarlang.




(asm/ata)

Hide Ads