Kawasan wisata Pantai Gemah Tulungagung rusak diterjang banjir bandang. Sebelumnya, kiriman lautan sampah dari sungai juga membanjiri pantai.
Ketua Pokdarwis Lejar Misuwur Pantai Gemah, Imam Rojikin mengatakan, banjir yang terjadi pada Rabu (4/6/2025) malam hingga Kamis (5/6/2025) dini hari merupakan kejadian terbesar selama 2025. Banjir ini merupakan kiriman dari kawasan perbukitan yang ada di sekitar pantai.
Dampaknya, wilayah bibir pantai mengalami hancur dan abrasi parah. Sejumlah lapak pedagang juga ambruk. Tak hanya itu, dua unit mobil Dinas sosial terendam banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi pascabanjir ini kami (Pantai Gemah) memang tiarap, terkapar. Kerusakannya kawasan tanaman yang di bibir pantai yang biasa dipakai lewat ATV terkena abrasi dan butuh pembenahan," kata Rojikin, Kamis (5/6/2025).
Bencana tersebut memperparah kondisi Pantai Gemah, karena dua pekan sebelumnya mendapatkan kiriman lautan sampah banjir yang terbawa arus sungai dari Tulungagung dan Trenggalek.
Rojikin menambahkan, untuk menanggulangi dampak bencana tersebut pihaknya mendapat dukungan dari Pemprov Jatim dengan menggelar aksi pembersihan pantai secara massal bersama lintas organisasi instansi.
Gerakan yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini menjadi momen untuk melakukan pembenahan di Pantai Gemah, sehingga bisa kembali normal dan menjadi favorit wisatawan.
"Penanganan Pantai Gemah ini memang seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, karena bagi hasil retribusi pengelolaan wilayah juga diterima oleh Pemkab Tulungagung dan Perhutani," imbuhnya.
![]() |
Pihaknya mengapresiasi respons cepat Gubernur Jawa Timur, sehingga menggelar pembersihan di Gemah. Untuk mendukung proses pembersihan sampah turut diterjunkan sejumlah alat berat berupa ekskavator dan buldoser.
"Kami juga telah membuat proposal agar pemerintah provinsi untuk memberikan alat berat untuk Pantai Gemah. Sebagai bukti pemerintah juga cawe-cawe dan kami tidak sendirian," harapnya.
Sebelum proposal tersebut terealisasi, pihaknya juga meminta agar pemerintah membantu mengelola pantai berupa anggaran Rp 100 juta untuk menyewa dan mengoperasikan alat berat.
Ketua Pokdarwis Lejar Misuwur menambahkan, pascabencana jumlah wisatawan yang datang merosot tajam hingga 70 persen, dari sebelumnya 500 orang per hari menjadi 100 orang per hari.
Aksi Bersih Pantai
Sementara itu, aksi pembersihan Pantai Gemah dilakukan ratusan peserta dari berbagai instansi bergotong royong membersihkan kawasan pantai.
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin mengatakan, aksi bersih pantai tersebut merupakan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"Pantai Gemah menjadi lokasi yang dipilih untuk merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Ini itu ada masukan dari Bu Gubernur, Pak Plt Gubernur karena kemarin pokdarwis ini cukup aktif memberitakan mengenai kondisi yang ada di sini," kata Arumi.
Diakui kondisi Pantai Gemah dipenuhi oleh berbagai jenis sampah, dari plastik hingga ranting pohon dan puing-puing kayu.
"Biasanya kalau saya ikut aksi bersih pantai itu sampahnya plastik, sampah kecil, sampah kemasan. Tapi di sini beda ada sampah kemasan, baju, puing kayu. Sampah-sampah yang biasa saya temui di sungai," ujarnya.
Menurutnya, timbunan sampah ini berasal dari dua sektor, yaitu kiriman dari sungai dan sampah dari pengunjung. "Kalau dari pengunjung kecil. Langkah ini merupakan respons dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas yang viral kemarin," imbuhnya.
Dari hasil pemungutan sampah, para peserta berhasil mengumpulkan 1,94 ton sampah. Arumi berharap ke depan Pantai Gemah bisa kembali pulih dan mendatangkan pariwisata.
(irb/hil)