Gelaran Seni The Mystery of Flying Triangle, 39 Lukisan Dipamerkan

Badung

Gelaran Seni The Mystery of Flying Triangle, 39 Lukisan Dipamerkan

Ronatal Siahaan - detikBali
Senin, 19 Jun 2023 21:59 WIB
Locca Sea House menggelar pameran seni bertajuk The Mystery of Flying Triangle. Sebanyak 39 lukisan mendiang Made Wianta dipamerkan.
Locca Sea House menggelar pameran seni bertajuk 'The Mystery of Flying Triangle'. Sebanyak 39 lukisan mendiang Made Wianta dipamerkan pada Senin (19/6/2023). (Ronatal Siahaan/detikBali).
Badung -

Locca Sea House menggelar pameran seni bertajuk 'The Mystery of Flying Triangle'. Sebanyak 39 lukisan dipamerkan pada Senin (19/6/2023).

Locca (Local Culture and Arts) Sea House merupakan restoran di dekat pantai di Jalan Jimbaran Hijau Segara, Tegal Wangi, Jimbaran, Badung, Bali.

Pameran ini menunjukkan karya-karya yang dibuat oleh seniman legenda Indonesia, yaitu mendiang Made Wianta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun, lukisan yang memiliki unsur segitiga sesuai tema sebanyak 21 karya, sedangkan lukisan Wianta yang lainnya sebanyak 18 karya. Triangle atau segitiga dalam tema ini mengacu pada Tri Hita Karana. Pameran ini berlangsung sampai 30 Juni 2023 nanti.

"Diadakannya acara (pameran) ini untuk memberi semangat baru ekosistem seni di Bali. Supaya bangun (bangkit)," terang CEO Jimbaran Hijau Putu Agung Prianta kepada awak media seusai pembukaan pameran, Senin (19/6/2023).

ADVERTISEMENT

Agung menyebut alasan kedua diadakannya pameran ini adalah untuk mengangkat Made Wianta sebagai maestro untuk dunia dan sebagai seniman Bali yang jenius. Selain itu, dia ingin memperkenalkan Wianta kepada dunia.

"Supaya people appreciate (Wianta). Menunjukkan karya Made Wianta yang mana saya mau apresiasi juga untuk keluarga Wianta yang sudah ada Wianta Foundation," jelas Agung.

Alasan ketiga menggelar pameran ini adalah untuk mengangkat Jimbaran agar menjadi destinasi seni yang baru di Bali. "Jadi, setelah ini (pameran) kan ada acara Art Moment di Intercontinental. This is the trigger. Jadi, ini awalnya kami bikin appetizer, yang maestro Wianta. Semoga acara ini membangun ekosistem seni di Bali untuk dunia," imbuh Agung.

Selain itu, ia menyebut ingin memberi semangat kepada seniman-seniman muda di Bali supaya lebih berkarya. "Kami bisa memupuk dan mendorong. Jadi, it's time to wake up. Semangat baru and be productive," tegasnya.

Agung mengatakan sejauh ini telah mengajak pemerintah untuk terlibat dan selalu memberi informasi kegiatan seni yang berlangsung. "Kami mengajak pemerintah dan mengupdate pemerintah dengan apa yang kami lakukan. Itu dengan Pemkab dan Pemprov," bebernya.

Disinggung mengapa memilih Wianta sebagai seniman di pameran ini, Agung mengaku lahir di keluarga kolektor lukisan. "Lukisannya (Wiyanta) itu lebih old master. Jadi, modern. Jadi, itu kira-kira 1980-1990an ke belakang. Ini (lukisan yang dipamerkan) 1990an ke depan. So, I want to explore bahwa seni di Indonesia harus progres," ungkapnya.


Agung juga mengaku sangat bahagia pada pembukaan pameran tersebut. Sebab, pameran ini bisa menghadirkan I Made Bandem pemikir kebudayaan Bali sekaligus penari. Bandem dan Wianta merupakan sahabat lama.

"They're old friends yang for us they're maestro di bidangnya dan mereka saling kenal dan appreciate each other dan kami bisa hadirkan di Locca Sea House," papar Agung.

Adapun, penyelenggara utama pameran ini, Nicolaus Kuswanto mengatakan semua lukisan Wianta yang dipajang bagus. "Kalau masalah menjagokan (yang mana), semuanya bagus. Cuma kebetulan 'The Mystery of Flying Triangle' ini memang spesial, lukisannya ada di belakang saya," katanya.

Nicolaus juga memberikan alasan kenapa memilih karya-karya Wianta yang dipamerkan. "Karena cuma Wianta yang saya rasa sudah melakukan banyak periode sepanjang masanya dan dilakukan jauh-jauh hari sebelum masa kini, jadi beyond future. Jadi saya bisa bilang bahwa Picasso Indonesia adalah Made Wianta," tandasnya.

Wianta, ia menilai, seniman yang liar. "Tapi dia sadar bahwa ini mempunyai keteraturan sebagai umat Bali, sebagai Indonesia, sebagai manusia. Manusia itu selalu melakukan pattern. Dia (Wianta) melambangkan dengan Tri Hita Karana, makanya triangle ini simbol paling penting dari seluruh karya Made Wianta," tutupnya.




(BIR/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads