Memasuki musim kemarau, frekuensi musibah kebakaran di Kabupaten Tabanan, Bali, meningkat. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat mengimbau warga untuk lebih hati-hati saat melakukan aktivitas menggunakan api atau sumber panas.
"Ada peningkatan memasuki kemarau ini. Terutama mulai pertengahan Mei 2023 kemarin sampai pertengahan bulan ini (Juni 2023)," jelas Kasatpol PP Tabanan I Gede Sukanada, Jumat (16/6/2023).
Sesuai data Unit Pemadam Kebakaran pada Satpol PP Tabanan dari Januari hingga pertengahan Juni 2023 sudah ada 30 kali kebakaran. Mulai dari yang skalanya kecil sampai besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kebakaran tersebut beberapa di antaranya mengakibatkan kerugian materi yang tidak sedikit. Perkiraannya sudah mencapai Rp 2 miliar lebih.
Kebakaran itu ada yang terjadi pada bangunan rumah, warung, gudang atau tempat kerja, sampai kendaraan bermotor.
Dari 30 kali kebakaran itu, intensitasnya meningkat sejak pertengahan Mei 2023 sampai dengan pertengahan Juni 2023. Total sudah ada 30 kali kebakaran dengan nilai kerugian mencapai lebih dari Rp 700 juta.
Kerugian materi paling besar terjadi saat kebakaran yang melanda sebuah rumah milik I Nengah Ariana di Banjar Sakenan Baleran, Desa Delod Peken, Kecamatan Tabanan pada awal pekan ini. Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik itu mengakibatkan kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 500 juta.
"Terakhir ini kebakaran alang-alang di Desa Nyambu, Kecamatan Kediri," sebutnya.
Dengan gambaran seperti itu ditambah dengan situasi kemarau, Sukanada mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati melakukan aktivitas yang memanfaatkan api atau sumber panas.
"Kebanyakan (kebakaran) memang lebih banyak disebabkan korsleting listrik. Namun, ada juga yang karena dupa. Jadi selesai sembahyang jangan lupa untuk mencabut dupa. Kalau bakar sampah sebaiknya dihindari. Di musim kemarau angin sangat kencang dan ini memudahkan api cepat menjalar," pungkasnya.
(nor/iws)