Puri adalah istilah yang untuk tempat tinggal para bangsawan di Bali, terutama bangsa ksatria. Berikut tiga puri besar di Bali yang menjadi tempat tinggal para raja yang berkuasa pada masanya yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Puri Agung Singaraja, Buleleng
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puri Agung atau Puri Gede Singaraja diberi julukan yaitu "The Royal Palace Singaraja" berada di Buleleng. Puri ini memiliki keindahan pantai juga pegunungan yang sangat luas.
Puri Agung Singaraja merupakan objek wisata sekaligus peninggalan sejarah yang berharga. Maka, ketika liburan ke Puri Agung Singaraja akan memberikan pengalaman yang tak terlupakan
Puri Agung Singaraja dibangun oleh Raja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti pada 30 Maret 1604. Ini menjadi awal bagi Kerajaan Buleleng.
Sejarah mengatakan Radja Ki Gusti Anglurah Pandji Sakti sekali memerintah dari Jawa ke Timor Indonesia. Meskipun tanpa kekuatan politik, keluarga kerajaan dan istana merupakan bagian penting dari warisan kaya di Bali Utara.
Puri ini dibuka untuk umum sebagai bagian dari pelestarian yang berada di Jalan Mayor Metra No 12, Kabupaten Buleleng, Bali. Jarak tempuh dari Bandara Ngurah Rai sekitar 2 jam 55 menit. Akses menuju lokasi juga sangat mudah dapat menggunakan kendaraan motor, mobil ataupun bus.
Saat ini, Puri Agung Singaraja memiliki fasilitas yang lengkap. Seperti area parkir, kamar mandi, rumah makan, tempat istirahat juga tempat ibadah.
2. Puri Agung Gianyar
Puri Agung Gianyar memiliki sejarah yang sangat menarik. Puri Agung Gianyar dari dahulu memiliki sumber daya alam yang melimpah dan subur hingga menjadi tempat yang cocok untuk bertani.
Puri Agung Gianyar ada sejak tahun 1700an. Dengan raja saat itu Dewa Agung Manggis atau Dewa Manggis Kuning.
Pada saat itu terjadi dinamika pergumulan antara elit tradisional dari generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu. Salah seorang di antaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat pemerintahan kerajaan yang disebut Gianyar.
Pembangunan kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida dewa Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning. Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771 sekaligus ibu kota Pusat Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah tonggak sejarah.
Sejak itu dan selama periode sesudahnya Kerajaan Gianyar yang berdaulat, ikut mengisi sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yang terdiri atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar.
Namun sampai akhir abad ke-19, setelah runtuhnya Payangan dan Mengwi di satu pihak dan munculnya Jembrana di lain pihak maka Negara: Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar.
Puri Agung Gianyar berlokasi di Jl. Ngurah Rai-Gianyar No.99, Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali.
Puri Agung Gianyar masih sangat asri dan dapat menjadi objek wisata bersejarah. Masyarakat sekitar juga masih melakukan ibadah di Puri Agung Gianyar.
3. Puri Agung Ubud, Gianyar
Puri Agung Ubud atau biasa disebut Puri Saren Agung merupakan puri unik dan indah. Di dalam puri juga terdapat museum, galeri, maupun tempat bersejarah yang memiliki kaitan erat dengan budaya dan adat lokal.
Puri Saren Agung Ubud ini dibangun oleh Tjokorda Ida Putu Kandel, pemerintahan raja ini berkisar dari tahun 1800-1823 M, membuat puri ini menjadi objek wisata sejarah yang terbilang kuno namun memiliki nilai estetika yang tinggi.
Penguasa Puri Ubud yang cukup terkenal pada masa pemerintahan adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati. Ia merupakan pecinta seni, bahkan ia memberikan sebidang tanah pada pelukis berdarah Spanyol yang bernama Antonio Blanco yang sekarang berdiri sebuah museum seni lukis dengan nama Museum Blanco.
Raja juga melakukan usaha bisnis, seperti merintis membangun penginapan untuk wisatawan yang akan menginap di Ubud. Peran saudara raja yaitu Raja Sukawati (kakak raja Ubud) untuk mengundang seniman seni lukis dunia Walter Spiers untuk melukis dan tinggal di Ubud juga.
Puri Saren Agung ini berlokasi di Jl. Raya Ubud No.8, Ubud, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jarak tempuh jika dari Kota Denpasar sekitar 45 menitan.
Puri Sare Agung Ubud ini juga memiliki fasilitas seperti restoran, money changer, toko suvenir dan juga penginapan.
Artikel ini ditulis oleh Hanna Patricia M. Lubis peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)