Pengamat Pariwisata I Gusti Ngurah Wisnu Wardana mengkritisi wacana Pemprov Bali yang akan membatasi turis asing berkunjung ke Pulau Dewata melalui sistem kuota. Dia menilai rencana itu tidak efektif, bahkan untuk menekan wisatawan mancanegara (wisman) yang banyak berulah di Bali.
Sebaliknya, Wisnu malah khawatir jika kebijakan itu diberlakukan, lahir anggapan bahwa Bali tidak ramah terhadap turis asing. Dampaknya, pamor pariwisata Bali menurun.
"Istilahnya, kita sudah judge (menghakimi) mereka 'oh ini orang jahat nggak boleh (masuk).' Padahal, pemerintah pusat sudah memberikan Visa on Arrival (VOA). Yang penting kan surat imigrasinya memenuhi standar, silakan masuk," ujarnya dihubungi detikBali, Rabu (10/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagipula, sambung dia, tak lazim menyaring kedatangan turis asing ke suatu daerah. Apalagi untuk menentukan apakah turis asing tersebut bisa menghargai adat dan istiadat atau budaya Bali.
"Pertanyaannya, apakah kita yakin saat mereka menerima VOA di bandara, setelah masuk dan berbaur dengan masyarakat, mereka akan tetap sopan?" tutur Wisnu.
Karenanya, ia menilai kebijakan pembatasan turis asing lewat sistem kuota tidak efektif. Apalagi, jika kebijakan itu didasari dari kasus per kasus seperti saat ini. Sarannya, Pemprov Bali harus mencari akar masalahnya.
Wisnu bahkan menyiratkan Pemprov Bali untuk instrospeksi diri. Ambil contoh, kasus bule berperilaku dan berpakaian tak sopan di Pura Besakih atau objek wisata lainnya.
"Apakah di sana sudah ada informasi jangan berbuat asusila atau apalah namanya? Kemudian, otoritas di wilayah itu menegur wisatawan yang berbuat macam-macam? Sekarang, saat kasus viral barulah petugas dan pemerintah ngeh untuk bertindak," imbuh dia.
Lebih lanjut Wisnu mencontohkan Singapura yang mengedukasi wisatawan sebelum memasuki negaranya. Wisatawan saat di Singapura tunduk dan patuh terhadap aturan-aturan yang ada, seperti buang sampah sembarangan atau merokok di ruang publik akan didenda.
Selain itu, ia mengimbau agar warga Bali sendiri memberi contoh baik kepada turis asing. Yang terjadi saat ini, justru warga kerap tak menggunakan helm, kebut-kebutan di jalan raya.
Seharusnya, sambung Wisnu, kebijakan seperti itu dilihat dari perilaku warga lokalnya terlebih dahulu. Sehingga, tidak ada anggapan diskriminasi terhadap turis asing. "Kebijakan itu untuk masyarakatnya dulu lah, baru orang lain," sarannya.
Sebelumnya, Pemprov Bali disebut akan menyaring turis asing masuk Bali. Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace menyebut akan menerapkan aturan tersebut agar hanya turis asing berkualitas yang masuk Pulau Dewata.
Cok Ace menerangkan ada tiga poin yang akan menjadi pertimbangan untuk menyaring turis asing.
Walhasil, hanya turis asing yang mau dan mampu menaati aturan yang bisa berkunjung ke Bali.
(BIR/BIR)