Pengusaha Ingatkan Pembatasan Turis Asing ke Bali Jangan Jadi Bumerang Ya!

Tabanan

Pengusaha Ingatkan Pembatasan Turis Asing ke Bali Jangan Jadi Bumerang Ya!

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 06 Mei 2023 18:12 WIB
Turis asing mengendarai sepeda motor sewaan tanpa menggunakan helm di Jalan Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin (13/3/2023). Gubernur Bali Wayan Koster mengimbau turis asing agar selalu mematuhi segala peraturan yang berlaku di Indonesia serta meminta menggunakan kendaraan yang disediakan oleh agen perjalanan dan tidak menggunakan kendaraan sendiri menyusul banyaknya turis asing yang ugal-ugalan mengendarai sepeda motor. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
PHRI mengingatkan Pemprov Bali untuk mengkaji dan mendiskusikan rencana pembatasan turis asing masuk ke Bali lewat sistem kuota. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo).
Tabanan - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Tabanan I Gusti Bagus Made Damara mengingatkan Pemprov Bali untuk mengkaji ulang rencana pembatasan turis asing ke Bali lewat sistem kuota. Ia tak ingin kebijakan itu nantinya jadi bumerang bagi pariwisata Pulau Dewata.

Ia juga mengusulkan agar Pemprov Bali dan Dinas Pariwisata Bali untuk mendiskusikan wacana kebijakan sistem kuota wisatawan mancanegara (wisman) itu dengan banyak pihak.

"Seperti apa teknis pelaksanaannya nanti? Sehingga, jangan jadi bumerang. Jangan sampai masyarakat (pelaku usaha wisata) yang mampu menyiapkan sarana murah justru malah kosong (sepi)," ujar Damara, Sabtu (6/5/2023).

Sebetulnya, ia melanjutkan sistem kuota wisman condong pada konsep quality tourism. Konsep ini sejatinya bukan hal baru dan sudah digaungkan sejak era 1980-an di kalangan akademisi.

"Sekarang, yang terpenting itu terjemahannya. Karena wacana ini sudah ada dari dulu. Kebetulan saya alumni Fakultas Pariwisata di Universitas Udayana. Konsep itu sejak 1985 sudah jadi diskusi," terang dia.

Di sisi lain, konsep quality tourism ini gamang untuk diterapkan di Bali. Pasalnya, Bali sedang berupaya memulihkan industri pariwisatanya setelah dihantam pandemi COVID-19.

"Makanya, perlu duduk bersama mendiskusikannya (sistem kuota). Formulanya seperti apa? Antisipasi untuk dampak negatifnya seperti apa?" tandas Damara.


(BIR/iws)

Hide Ads