Dinas Pertanian Buleleng Tak Tahu Ribuan Ekor Babi Mati di Desa Bila

Dinas Pertanian Buleleng Tak Tahu Ribuan Ekor Babi Mati di Desa Bila

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Selasa, 02 Mei 2023 18:55 WIB
Dinas Pertanian Buleleng mengaku tidak tahu 1.300 ekor ternak babi mati di Desa Bila, Kubutambahan. Distan baru akan mengecek esok hari.
Dinas Pertanian Buleleng mengaku tidak tahu 1.300 ekor ternak babi mati di Desa Bila, Kubutambahan. Distan baru akan mengecek esok hari. (Made Wijaya Kusuma/detikBali).
Buleleng -

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng mengaku tidak tahu ada ribuan ekor babi mati di Desa Bila, Kubutambahan, Buleleng, Bali. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan I Made Suparma mengatakan tidak mendapat informasi tersebut dari pemerintah kecamatan maupun puskeswan.

"Besok mungkin sekalian ke timur, kami akan ngecek ke sana," kata Suparma dikonfirmasi detikBali, Selasa (2/5/2023).

Namun, Suparma menyiratkan mendapatkan informasi terbaru kematian ternak babi di Desa Munduk Bestala, Seririt, Buleleng. Di sana, ia menuturkan ada delapan ekor babi mati. Kedelapan babi itu diduga mati karena penyakit kolera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, gejala yang terlihat identik dengan penyakit kolera pada babi, yakni mencret, tidak nafsu makan, bulu berdiri hingga mati.

"Biasanya masyarakat di desa kan jarang vaksinasi kolera, sehingga mungkin saat bibit sudah membawa kolera dan dengan kondisi kandang yang kurang bagus atau higienis, menambah cepatnya penyebaran penyakit itu," jelasnya.

Kasus di Desa Munduk Bestala, lanjut dia, telah dikoordinasikan dengan dokter hewan yang memonitor ternak babi yang terjangkit kolera, namun masih bertahan hidup.

Ia juga membantah ternak babi yang mati karena virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika yang belakangan ramai terjadi di Bali.

"Bukan ASF. Tapi tetap kami monitoring, kami juga datangkan dokter hewan ke sana," terang Suparma.

Sebelumnya, sekitar 1.300 ekor ternak babi di Desa Bila mati mendadak. Kematian massal babi ternak tersebut terjadi periode Maret-April 2023.

Perbekel Desa Bila Ketut Citarja Yudiarda membenarkan informasi tersebut ketika dikonfirmasi pada Selasa. Namun, dia mengaku belum mengetahui penyebab kematiannya.

"Akhir Maret sampai April wabah lagi. Malahan sudah sekitar 1.300 ekor babi yang mati," tutur Yudiarda.




(BIR/hsa)

Hide Ads