Badung Kerja Keras Turunkan Stunting 7,45 Persen

Badung Kerja Keras Turunkan Stunting 7,45 Persen

Agus Eka - detikBali
Jumat, 28 Apr 2023 06:08 WIB
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa (kiri) bersama Kepala Dinas P2KBP3A Badung Nyoman Gunarta saat rembuk stunting, Kamis (27/4/2023).
Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa (kiri) bersama Kepala Dinas P2KBP3A Badung Nyoman Gunarta saat rembuk stunting, Kamis (27/4/2023). (Agus Eka Purna Negara/detikBali)
Badung -

Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa yang juga Ketua Tim Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Badung mengajak timnya untuk bekerja lebih keras. Hal itu untuk mencapai target penurunan stunting di Kabupaten Badung.

"Kita harus melakukan kerja sama yang di dalamnya ada koordinasi, kolaborasi, koneksitas dan saling perkuat," tegas Suiasa saat memberikan arahan dalam acara Rembuk Stunting di ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Kamis (27/4/2023).

Suiasa menjelaskan acara tersebut merupakan salah satu upaya evaluasi untuk menemukan strategi dalam penurunan stunting. Target penurunan stunting di Badung pada 2022 sebesar 6,05 persen, sementara Provinsi Bali memberikan kepada Badung target 7,45 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari target yang diberikan Provinsi Bali itu, Badung baru mencapai penurunan stunting 6,6 persen. Menurut Suiasa, tim perlu bekerja lebih keras karena kembali di target penurunan stunting sebesar 6,0 persen pada 2023 Badung.

"Jadi kerja kami double, karena kami harus mencapai kekurangan target tahun 2022 dan target 6,0 di 2023 juga harus tercapai. Harapannya dapat menghasilkan strategi operasional yang bisa dilaksanakan bersama," kata pejabat asal Pecatu, Kuta Selatan ini.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) I Nyoman Gunarta berpendapat stunting menjadi masalah kesehatan yang proses penanganannya harus dimulai dari hulu. Misalnya memastikan kesehatan para wanita tidak kekurangan gizi sejak remaja maupun pranikah.

"Yang jelas penanganan stunting itu komprehensif, melibatkan banyak unsur. Dimulai dari hulu kita lihat sebelum menikah bagaimana dan pada saat hamil dan lahir anak bagaimana. Itu yang kita lakukan di Badung," kata Gunarta.

Pemkab Badung pun membuat program penanganan stunting yang dimulai dari desa yang tahun ini diujicoba di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, yakni melalui program bertajuk Badung Bergaya. Lewat layanan informasi konseling dan pendampingan secara online maupun on the spot itu, para perempuan usia remaja dan pranikah bisa berkonsultasi terkait kesehatan.

Pemkab Badung juga berencana memberikan bantuan formula terhadap bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Sehingga asupan formula dapat mempercepat pertumbuhan bayi. "Ini yang kami jadikan solusi, upayakan dalam penanganan stunting," sambungnya.




(iws/BIR)

Hide Ads