Sampah bekas sarana upakara yang ditinggalkan para pemedek selama Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih jumlahnya berton-ton, baik sampah organik maupun anorganik. Selama ini, sampah tersebut dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Banjar Dinas Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Untuk mencegah penumpukan, sampah tersebut diolah untuk menjadi pupuk organik oleh Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Basuki Lestari Besakih.
Ketua UPS Basuki Lestari Besakih I Wayan Suartika mengatakan kiriman sampah ke TPA Palak sangat banyak selama Karya IBTK di Besakih ini. "Sebelum diolah menjadi pupuk organik, sampah yang tiba di TPA Palak terlebih dahulu dipilah antara sampah organik, yaitu canang dan kwangen dengan sampah plastik," kata Suartika, Selasa (25/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dipilah, sampah sejenis canang dan kwangen diolah menjadi pupuk organik.
Sedangkan sampah plastik yang kondisinya masih bagus akan dijual kembali. Sementara yang sudah rusak akan dimusnahkan.
Dalam mengolah sampah, ada dua mesin yang digunakan. "Setelah jadi pupuk organik, nantinya akan dikembalikan lagi ke para pemedek untuk dapat digunakan sebagai pupuk," kata Suartika.
Akibat volume sampah yang cukup banyak, Suartika mengaku kewalahan dalam memiliah. Dalam sehari ia hanya bisa melakukan pemilahan sampah sebanyak satu setengah truk saja.
"Saat ini kami hanya memiliki delapan tenaga untuk melakukan pemilahan sampah. Namun tidak masalah karena mereka semua semangat," kata Suartika.
(efr/efr)