21 Bule Rusia Dideportasi dari Bali Sejak Awal Tahun

Bali

21 Bule Rusia Dideportasi dari Bali Sejak Awal Tahun

Ronatal Siahaan - detikBali
Minggu, 16 Apr 2023 10:13 WIB
Petugas Imigrasi Denpasar menunjukkan paspor Sergei Rodin saat tertangkap usai kedapatan bekerja secara ilegal sebagai fotografer di Bali, Rabu (8/3/2023).
Petugas Imigrasi Denpasar menunjukkan paspor Sergei Rodin saat tertangkap usai kedapatan bekerja secara ilegal sebagai fotografer di Bali, Rabu (8/3/2023). Foto: Aryo Mahendro/detikBali.
Gianyar -

Sebanyak 86 warga negara asing (WNA) dideportasi dari Bali sejak awal tahun ini. Terbanyak 21 bule Rusia dideportasi pada periode 2 Januari hingga 15 April 2023.

Peringkat kedua dipegang Nigeria dengan sembilan orang dideportasi dari Pulau Dewata. Mereka yang dideportasi merupakan wisatawan dan WNA pemegang izin tinggal.

"Paling banyak warga negara Rusia, lalu WN Nigeria," kata Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu saat operasi imigrasi mandiri di Ubud, Gianyar, Sabtu (15/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggiat mengungkapkan tiga pelanggaran paling banyak yang dilakukan WNA tersebut, yakni overstay, pelanggaran hukum lainnya, dan penyalahgunaan izin tinggal. Meski banyak WNA dideportasi dari Bali, Anggiat tidak menutup pintu untuk turis asing mengunjungi Pulau Dewata.

Namun, ia meminta kepada para warga negara asing agar selalu menghormati hukum dan norma yang berlaku selama berwisata maupun tinggal di Bali. "Silakan datang ke Bali. Silakan datang berwisata. Tapi, hormati hukum dan norma yang ada," tegas Anggiat.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Kanwil Kemenkumham Bali dan Kanim melalui Timpora menggelar operasi imigrasi mandiri di Parq, Ubud, Gianyar. Dalam operasi tersebt tidak ditemukan WNA dengan paspor atau izin tinggal yang melanggar. Tim operasi juga tidak menemukan WNA overstay.

"Tim sudah memeriksa seluruh dokumen yang menginap di sini, baik paspor maupun izin tinggal, semuanya masih valid. Tidak ada yang overstay," ujar Kakanim Denpasar Tedy Riyandi di sela-sela operasi semalam.

Ia menjelaskan 24 petugas gabungan menyasar Parq karena menjadi salah satu tempat dengan berbagai kegiatan WNA di dalamnya. Apartemen ini dilengkapi ruang kerja (coworking space), restoran, kafe, dan lain-lain.

"Menurut kacamata kami, Parq ini merupakan salah satu tempat yang cukup besar di Ubud, di mana terdapat banyak kegiatan warga negara asing (WNA). Seperti itu kira-kira," jelas Tedy.

Sementara itu, Anggiat menegaskan tidak ada kampung asing atau kampung Rusia di Ubud. Menurut Anggiat, yang ada kawasan didominasi turis asing. "Seperti saya sebutkan sebelum-sebelumnya, kampung (Rusia) ini tidak ada. Kawasan seperti ini (Parq) yang ada. Kami awasi sekali. Kami konsisten seperti ini," katanya.




(irb/efr)

Hide Ads