Bocah di Tabanan Teriak-Peluk Ayah Sebelum Meninggal Akibat Gempa M 6,6

Bocah di Tabanan Teriak-Peluk Ayah Sebelum Meninggal Akibat Gempa M 6,6

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 15 Apr 2023 14:46 WIB
Sang Putu Juliarsana (kiri) bersama keluarganya saat dijumpai di rumah mertuanya, Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Sabtu (15/4/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Sang Putu Juliarsana (kiri) bersama keluarganya saat dijumpai di rumah mertuanya, Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, Sabtu (15/4/2023). (chairul amri simabur/detikBali)
Tabanan -

Gempa magnitudo 6,6 yang berpusat di Tuban, Jawa Timur, pada Jumat (14/4/2023) menyisakan duka mendalam bagi Sang Putu Juliarsana (37). Pria asal Desa Marga, Tabanan, Bali, itu harus ikhlas kehilangan putrinya berinisial MPLM yang berusia lima tahun.

Anak Juliarsana meninggal setelah diduga syok akibat guncangan gempa yang turut dirasakan di sebagian besar wilayah di Bali itu. Juliarsana menuturkan anaknya sempat berteriak kencang sambil memeluknya. Sesaat kemudian, bocah malang itu lemas dan tidak sadarkan diri.

"(MPLM) teriak sambil peluk saya. Setelah itu lemas," tutur Juliarsana saat ditemui di rumah mertuanya di Banjar Lebah, Desa/Kecamatan Marga, Sabtu (15/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum gempa yang berpusat di barat laut Tuban, Jawa Timur, itu terjadi, Juliarsana dan anaknya sedang tiduran di tempat kosnya. Istrinya, Ni Made Juliani, belum pulang dari koperasi tempatnya bekerja di Kabupaten Badung.

Tempat kos Juliarsana berlokasi di Banjar Basa. Lingkungan banjar itu masih bersebelahan dengan Banjar Lebah, tempat mertuanya.

ADVERTISEMENT

"Waktu kejadian masih tidur di samping saya sambil main HP," tegasnya.

Awalnya, Juliarsana yang bekerja sebagai sekuriti pada salah satu toko di Badung ini sempat tidak menyadari guncangan gempa. Ia baru sadar ketika beberapa perabotan di tempat kosnya bergetar. Sontak, Juliarsana bergegas membangunkan dan menggendong buah hatinya untuk diajak keluar dari bangunan.

"Saya angkat. (Korban) langsung teriak. Karena goyangannya tambah keras. Habis itu (korban) lemas," ungkap Juliarsana.

Menurut Juliarsana, anaknya yang sedang lemas juga disertai suara napas yang agak mendengus. Melihat kondisi sang anak tidak sadarkan diri, Juliarsana langsung menghubungi kakak iparnya untuk meminta bantuan.

MPLM kemudian dibawa ke klinik yang tidak jauh dari tempat kosnya. Di klinik tersebut, anak Juliarsana mendapatkan oksigen.

Untuk mendapat pertolongan lebih intensif, MPLM dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan. "Sampai di rumah sakit anak saya dinyatakan sudah tidak ada (meninggal)," pungkas pria dari Banjar Prasanghyang, Desa Taman Bali, Bangli ini.

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi M 6,6 yang berpusat di Tuban, Jawa Timur, itu juga terasa kuat di sebagian besar wilayah Bali. Bahkan, getaran gempa turut dirasakan oleh warga di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan laporan BMKG, gempa berada pada titik koordinat 6,29 Lintang Selatan (LS) dan 111,92 Bujur Timur (BT), dengan kedalaman 632 kilometer.




(iws/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads