Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia dengan Bali salah satu city host-nya membuat sebagian masyarakat hingga sekarang sulit menerima. Gubernur Bali Wayan Koster dituding menjadi penyebab. Kali ini, 'teror' untuk Koster datang dari pelaku pariwisata.
Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal (APPMB) Bali I Wayan Puspa Negara menilai Gubernur Koster hanya bisa menolak tanpa memberikan solusi. Menurutnya, Koster seharusnya bisa melakukan substitusi event atas gagalnya Piala Dunia U-20 dengan event sejenis.
"Kami dorong gubernur mencari solusi event substitusi yang lebih banyak, lebih besar dan berkelanjutan untuk mengimbangi kegagalan tuan rumah FIFA World Cup U20," tandas Puspa Negara, di Kuta, Badung, Senin (10/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Piala Dunia U-20, ANOC World Beach Games (AWBG) yang rencananya digelar Agustus 2023 juga terancam digelar. Penyebabnya lantaran Koster memberikan isyarat kembali menolak tim Israel.
Padahal, APPMB Bali memprediksi kunjungan wisatawan domestik (wisdom) selama momentum libur Lebaran 2023 akan naik tajam. Terutama di destinasi wisata seperti Tanah Lot, Bedugul, Penglipuran, Kintamani, Uluwatu, Canggu dan Pantai Kuta.
Puspa Negara berharap momentum libur Lebaran nanti bisa menjadi pelepas dahaga atas batalnya Piala Dunia U-20 dan terancam batalnya ANOC World Beach Games.
"Bali itu butuh event untuk mempercepat recovery kepariwisataan Bali pasca COVID-19. Kalau pariwisata tanpa event adalah hambar, jadi libur Lebaran ini memiliki potensi tumbuhnya pergerakan wisdom sebesar 25 persen," urai mantan Wakil Rakyat DPRD Badung ini.
Ia memprediksi libur lebaran tahun ini pergerakan wisdom ke destinasi wisata mencapai sembilan sampai 12 juta orang. Hal ini tentunya akan mendorong peningkatan kunjungan ke sejumlah destinasi wisata favorit seperti Bali dan menciptakan pergerakan ekonomi pada berbagai sektor hingga UMKM.
"Libur Lebaran ini kami berharap tingkat okupansi naik hingga 80 sampai 90 persen dan dapat memberikan multiplier effect kepada pertumbuhan ekonomi daerah pada berbagai sektor," pungkasnya.
Peringatan DPRD ke Koster
Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry mengingatkan Koster untuk menyampaikan keberatan atau penolakannya terhadap kehadiran atlet Israel di AWBG kepada pemerintah pusat. Sebab, AWBG merupakan program pemerintah pusat yang diselenggarakan di Bali.
"Kalau Pak Gubernur mengusulkan kepada pemerintah pusat atas keberatan atau ketidaksetujuannya, menurut saya adalah langkah yang benar," ungkapnya dihubungi detikBali, Kamis (6/4/2023).
Menurut dia, karena program nasional dari pemerintah pusat itu lah, maka tak ada kewenangan pemerintah daerah untuk membatalkan event tersebut. Sehingga, pemerintah daerah wajib mematuhi apa pun yang jadi keputusan pemerintah pusat.
"Pendapat saya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali diharapkan mengikuti keputusan pemerintah pusat. Tetapi, kalau pemerintah pusat menetapkan keputusannya, sebagai bagian dari NKRI, kita (Bali) wajib untuk mematuhinya," imbuh Korry.
Ketua Komisi II DPRD Bali IGK Kresna Budi juga meminta Koster fokus mengurus kepentingan Bali dan tidak ikut campur dengan penyelenggaraan WBG 2023.
"Pak Gubernur, sebaiknya fokus untuk kepentingan Bali saja," usul politikus Partai Golkar itu, seraya mengkhawatirkan jika event olahraga skala internasional itu gagal dilakukan di Bali.
"Orang sudah berusaha membuat event di Bali agar keluar dari keterpurukan COVID-19. Aneh apabila Pak Gubernur mau menggagalkan AWBG," ucapnya.
(nor/hsa)