Pengamat Ekonomi dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar I Gede Sri Darma memprediksi ekonomi Provinsi Bali mampu tumbuh 7 persen pada tahun ini apabila Piala Dunia U-20 dan World Beach Games (WBG) terealisasi di Pulau Dewata.
Sayangnya, FIFA memastikan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Sementara itu, gelaran WBG masih diselimuti ketidakpastian.
"Jadi, tanpa Piala Dunia U-20 dan WBG, pertumbuhan ekonomi Bali bisa 5 persen-6 persen saja tahun ini sudah bersyukur," ujar Darma ditemui detikBali di ruang kerjanya, Senin (10/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut dia menjelaskan faktor yang menggerus potensi pertumbuhan ekonomi Bali 1 persen-2 persen tahun ini. Yaitu, menguapnya potensi dari akomodasi hotel dan transportasi para peserta dan penonton.
Kemudian, makanan dan minuman, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), objek wisata, dan lain sebagainya. "Itu termasuk length of stay. Misalnya, yang tadinya hanya tiga hari jadi diperpanjang karena negara yang didukung masuk final atau karena ingin mengunjungi objek wisata," katanya.
Pada 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Bali tercatat sebesar 4,84 persen. Perolehan positif ini pertama kalinya sejak pandemi COVID-19, yakni minus 2,47 persen pada 2021 dan minus 9,31 persen pada 2020.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh sektor transportasi dan pergudangan. Disusul akomodasi dan makanan-minuman. Lalu, pengadaan listrik dan gas.
Sebelumnya, Pengamat Pariwisata sekaligus Guru Besar Pariwisata Universitas Udayana I Putu Anom menghitung potensi cuan miliaran rupiah hilang dari batalnya gelaran Piala Dunia U-20 di Bali.
Ia mencontohkan 10 negara peserta Piala Dunia U-20, bila membawa 300 orang, masing-masing mengeluarkan uang Rp 50 juta per orang untuk hotel, makan, dan transportasi, maka miliaran rupiah menguap.
"Jadinya, bakal berapa miliar itu? Belum lagi, biaya yang mereka keluarkan untuk hotel, makan, dan transport," ungkapnya, Kamis (30/3/2023).
Dari sisi devisa, sambung dia, potensinya pun hilang, karena Piala Dunia U-20 didatangi tidak hanya oleh negara peserta saja, tetapi juga suporter pendukung negara lainnya.
(BIR/gsp)