.webp)
Pengamat Politik dari Universitas Udayana Kadek Dwita Apriani mewanti-wanti Gubenur Bali Wayan Koster terkait elektabilitasnya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2024. Pasalnya, Koster dianggap sebagai biang kerok kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Isu itu, lanjut Dwita, akan dikenang masyarakat saat Koster mencalonkan diri sebagai petahana orang nomor wahid di Bali. "Faktor isu atau kebijakan menjadi salah satu penentu terpilihnya atau tidak terpilihnya incumbent (petahana) dalam sebuah pertarungan," tuturnya kepada detikBali, Jumat (31/3/2023).
"Jika kita melihat kondisinya saat ini, melihat satu aspek itu saja, ya, mungkin akan berpengaruh (terhadap elektabilitas Koster)," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unud itu melanjutkan meski berpengaruh, ia belum bisa memastikan apakah pengaruhnya besar atau kecil.
"Tapi sekali lagi bahwa Pilgub 2024 (pada) November masih lebih dari satu tahun dari sekarang. Masih banyak sekali manuver yang dilakukan," terang Dwita.
Kendati begitu, perempuan asal Denpasar itu mengingatkan akan tidak adil jika elektabilitas satu sosok hanya dinilai pada satu isu saja.
"Menurut saya pemikiran yang kayak gitu juga tidak terlalu fair (adil). Ya, karena ada banyak sekali faktor dalam menentukan pilihan politisi seseorang," jelas Dwita.
Dwita juga mengatakan isu penolakan Israel di Piala Dunia U-20 tak serta membuat Giri Prasta yang digadang-gadang sebagai calon gubernur lain dari PDI Perjuangan naik elektabilitasnya.
"Apakah kemudian nanti Giri Prasta nanti menjadi lawan Pak Koster dan atau apakah Pak Koster nanti mendapatkan rekomendasi. Dalam ketidakpastian ini, saya juga sulit menjawab bahwa ini pasti akan menguntungkan," ungkapnya.
"Tetapi, jika ada Pak Koster dan siapa pun lawan politiknya, mungkin akan menyimpan fenomena Piala Dunia U-20 ini sebagai amunisi," pungkasnya.
(BIR/iws)
