Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Karangasem sejak awal tahun hingga saat ini mencapai 175. Dalam dua tahun terakhir, periode Januari-Maret disebut selalu lebih tinggi dari bulan-bulan biasanya karena kondisi cuaca yang kurang bersahabat.
Karenanya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem I Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan butuh peran aktif masyarakat untuk mencegah, sehingga kasus DBD tidak meningkat.
"Untuk melakukan pencegahan harus dibarengi dengan peran aktif dari masyarakat. Bukan hanya dari Dinas Kesehatan saja," ujar Pertama, Senin (27/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu cara untuk meningkatkan peran aktif masyarakat, yakni mendorong setiap desa membentuk kelompok kerja (pokja) DBD. Tujuannya, yaitu mengedukasi masyarakat untuk mencegah mulai dari pemberantasan sarang nyamuk.
"Sehingga nantinya kami dari dinas akan melakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa, sedangkan masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk membunuh jentik," kata Pertama.
Jika hal ini bisa dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat, ia meyakini kasus DBD di Kabupaten Karangasem bisa dicegah atau setidaknya bisa menurun.
Selain itu, di masing-masing rumah warga juga diharapkan ada satu orang yang berperan sebagai juru pemantau jentik (jumantik). Hal ini dimaksudkan agar bila ada jentik nyamuk langsung bisa diberantas, sehingga tidak sampai tumbuh menjadi nyamuk dewasa.
Pertama juga mengatakan sampai saat ini masih ada beberapa pasien yang masih menjalani perawatan, baik di RSUD maupun Puskesmas, yang ada di seluruh Kabupaten Karangasem.
Adapun, usia pasien yang menderita DBD bervariatif, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.
"Untuk kasus terbanyak masih berada di Kecamatan Karangasem karena di kota cukup padat penduduk dan banyak terdapat genangan air. Di sini lah peran aktif masyarakat dibutuhkan untuk mencegah," kata Pertama.
(BIR/irb)