Para pemuda yang ada di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem gotong royong secara swadaya melakukan pelebaran jembatan darurat di ruas jalan Jungutan-Tihingan. Hal tersebut dilakukan agar mereka bisa melewati jembatan saat mengarak ogoh-ogoh menuju ke Bale Agung Desa Adat Sibetan.
Salah seorang pemuda asal Banjar Dinas Mumbul I Ketut Suriantara mengatakan pelebaran jembatan darurat tersebut dilakukan berdasarkan inisiatif dari para pemuda.
Baca juga: Pawai Ogoh-ogoh, Polisi Buka Tutup Jalan |
"Saat malam pengerupukan satu-satunya jalan yang akan dilalui menuju ke Bale Agung Desa Adat Sibetan adalah melalui jalan tersebut. Sehingga kami berinisiatif untuk memperlebar jembatan darurat tersebut agar bisa dilalui saat mengarak ogoh-ogoh," kata Suriantara, Sabtu (18/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, selama ini sentra pawai ogoh-ogoh memang dilakukan di depan Bale Agung Desa Sibetan. Sehingga para pemuda memperlebar jembatan darurat tersebut menggunakan batang pohon pinang dan bambu agar kuat saat dilewati banyak orang.
"Ini kami lakukan untuk menjaga dan melestarikan seni dan budaya. Karena akan ada sekitar tujuh ogoh-ogoh yang akan melewati jembatan darurat tersebut untuk bisa sampai ke Bale Agung Desa Adat Sibetan," kata Suriantara.
Sementara itu, Perbekel Desa Jungutan I Wayan Wastika mengatakan pelebaran jembatan darurat tersebut memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Karena itu merupakan satu-satunya jalan untuk bisa dilalui saat mengarak ogoh-ogoh.
"Sebelumnya jembatan darurat hanya bisa dilalui oleh sepeda motor jadi sekarang diperlebar menjadi tiga meter lebarnya sehingga bisa dilalui oleh masyarakat saat mengarak ogoh-ogoh," kata Wastika.
Dia sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh para pemuda dibantu masyarakat untuk melakukan pelebaran jembatan darurat secara swadaya. Karena sampai saat ini jembatan tersebut belum diperbaiki secara permanen. Kemungkinan baru bisa diperbaiki pada akhir tahun ini.
Untuk diketahui jembatan tersebut jebol setelah diguyur hujan deras pada Oktober 2022. Masyarakat akhirnya berinisiatif untuk membuat jembatan darurat berbahan bambu. Jembatan itu berperan vital dalam akses sehari-hari. Sebab, menempuh jalan alternatif lain jaraknya sangat jauh.
(hsa/efr)