Jenazah Ni Wayan Supini (44) tiba di Terminal Cargo Domestik, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (23/2/2023) sekitar pukul 16.00 Wita. Supini adalah salah satu warga negara Indonesia asal Klungkung yang menjadi korban tewas akibat gempa dahsyat yang melanda Turki pada 6 Februari 2023.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta memberikan bantuan kepada keluarga Supini melalui program Pitra Bakti. Lewat program itu, Pemkab Klungkung memfasilitasi pelayanan administrasi kependudukan berupa pengurusan akta kematian sekaligus memberikan santunan kepada keluarga yang meninggal sebesar Rp 1 juta.
"Kami sudah serahkan akta kematian (kepada keluarga Supini) dan sekadar memberikan santunan, dua hari lalu (20 Februari 2023) ke rumah duka. Administrasi kependudukan sudah selesai semua," kata Suwirta saat pemulangan jenazah Supini di RSUD Klungkung, Kamis (23/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwirta berterima kasih kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Turki yang membantu pemulangan jenazah Supini. Ia juga berterima kasih kepada kepolisian dan lembaga terkait yang mengawal pemulangan jenazah Supini sampai di Klungkung.
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra mengungkapkan duka cita terhadap keluarga korban gempa Turki. Ia menjelaskan Polda Bali diberi tanggung jawab untuk mengurus kepulangan jenazah korban mulai dari Jakarta hingga Bali dan meneruskannya ke keluarga di Klungkung.
"Kami mempersiapkan personel puluhan orang yang kemudian mengantar sampai tujuan di Klungkung," ungkap Irjen Jayan di Terminal Cargo Domestik.
Suami Usap Peti Jenazah Supini
Suasana haru terasa saat petugas menandu jenazah Supini di Terminal Cargo Domestik, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Korban gempa Turki itu selanjutnya dimasukkan ke dalam mobil ambulans RS Bhayangkara Denpasar.
Suami Supini, I Nyoman Ranten dan anak lanangnya, I Gede Krisna Adi Pratama Putra (20) turut naik ke mobil jenazah. Sesekali Ranten dan anaknya terlihat mengusap-ngusap peti jenazah Supini.
"Perasaan saya sangat sedih. Tapi saya bersyukur semuanya sudah dibantu," kata Ranten kepada awak media.
Jenazah Supini Dititipkan di RSUD Klungkung
![]() |
Ranten menjelaskan jenazah istrinya tidak langsung dibawa ke rumah duka di Banjarangkan, melainkan dititipkan di RSUD Klungkung. "Kami inapkan dulu di RSUD Klungkung karena di rumah masih ada upacara," imbuhnya.
Ranten didampingi anak-anaknya terpaku saat melihat peti jenazah sang istri dikerumuni sanak saudara. Ia terlihat tenang sembari berbincang dengan beberapa orang yang datang menyampaikan duka-cita.
Ranten sekeluarga tidak menyiapkan upacara ngaben sebagaimana umumnya tradisi Hindu di Bali. Menurut Ranten, kematian istrinya termasuk mati salah pati.
"Sesuai pararem di desa kami, tidak diperbolehkan (ngaben) karena dianggap mati salah pati," tuturnya.
Tunggu Hari Baik Pemakaman
Keluarga kini menunggu hari baik untuk upacara penguburan jenazah di Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Klungkung. Menurut Ranten, prosesi penguburan jenazah istrinya akan dilaksanakan pada 10 Maret mendatang.
Ranten menjelaskan, saat ini masih berlangsung rangkaian upacara agama di keluarga miliknya. Itulah sebabnya, pemakaman jenazah Supini belum bisa dilakukan.
"Setelah itu, kami keluarga akan musyawarahkan rencana penguburan, rencana kami 10 Maret untuk dilakukan penguburan," ucap Ranten.
Suami Minta Peti Jenazah Dibuka
Ranten meminta agar peti jenazah istrinya dapat dibuka sebelum upacara penguburan pada 10 Maret 2023. Ia mengatakan akan meminta tolong petugas pemulasaraan jenazah untuk membuka peti tersebut.
"Kami berusaha minta tolong petugas biar dibuka. Kami menunggu saja kapan dibuka," ucap Ranten di ruang jenazah RSUD Klungkung Kamis (23/2/2023)
Sebelumnya, KBRI berpesan kepada keluarga korban gempa Turki agar tidak membuka peti jenazah. Baik keluarga Ni Wayan Supini di Klungkung, Bali maupun keluarga Irma Lestari di Lombok Barat, NTB.
Untuk diketahui, Supini dan rekannya Irma Lestari ditemukan tewas di bawah reruntuhan apartemen mereka di Kota Diyarbakir, Turki. Keduanya merupakan bekerja di Turki sebagai terapis spa profesional.
Supini meninggalkan suami, dan tiga putra-putri. Yakni Gede Krisna Adi Pratama Putra (20), Kadek Osiana Murni Savitri (16) serta Ni Komang Divya Aurora Savitri (6).
(iws/gsp)