Hujan Deras-Sungai Meluap, Puluhan Rumah Warga Jembrana Kebanjiran

Hujan Deras-Sungai Meluap, Puluhan Rumah Warga Jembrana Kebanjiran

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Minggu, 12 Feb 2023 11:39 WIB
Petugas BPBD Jembrana saat melakukan penyedotan air yang menggenang di rumah warga di Jalan Udayana, Gang Kuburan Cina, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Minggu (12/2/2023). (Foto: Istimewa)
Petugas BPBD Jembrana saat melakukan penyedotan air yang menggenang di rumah warga di Jalan Udayana, Gang Kuburan Cina, Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Minggu (12/2/2023). (Foto: Istimewa)
Jembrana -

Puluhan bangunan terendam banjir setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Jembrana, Bali, sejak Sabtu (11/2/2023) sore hingga malam. Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana melakukan penyedotan air di rumah-rumah warga yang masih tergenang banjir.

"Anggota saat ini masih melakukan penyedotan air yang masih menggenang rumah warga," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana I Putu Agus Artana Putra saat dikonfirmasi, Minggu (12/2/2023).

Informasi yang dihimpun detikBali, total sebanyak 27 rumah dan 1 bangunan bengkel terdampak banjir di tiga wilayah di Jembrana. Rinciannya, 3 rumah dan 1 bengkel di Banjar Puseh, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, terendam banjir dengan ketinggian air sekitar 80 sentimeter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikutnya, di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, terdapat sebanyak 17 rumah yang terendam akibat meluapnya sungai atau Tukad Aya. Kemudian di Banjar Penyaringan Kelod, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, sebanyak 7 rumah juga terendam air akibat luapan Sungai Bilukpoh.

"Kemarin anggota kami sudah melakukan asesmen ke tiga lokasi yang terendam banjir. Beruntung tidak ada korban atas banjir tersebut," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain menangani banjir di sejumlah rumah warga, BPBD Jembrana juga memantau debit air di daerah aliran sungai (DAS) Bilukpoh. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi meluapnya air sungai atau Tukad Bilukpoh ke rumah-rumah warga.

"Pemantauan debit air di Jembatan Tukad Bilukpoh pada awalnya dari laporan warga. Debit air sempat tinggi dan menyentuh bibir jembatan. Hingga pukul 21.30 Wita, debit air jembatan Bilukpoh sudah mulai menurun," papar Artana.

"Kami masih menunggu laporan terkait dampak lain yang terjadi akibat cuaca ekstrem ini," ujar Artana.

Artana mengimbau warga untuk tetap waspada dengan dampak cuaca ekstrem. Berdasarkan informasi dari BMKG yang dia terima, Februari 2023 menjadi puncak cuaca ekstrem di Bali.

"BPBD sejak akhir Januari sudah siaga dan selalu update kondisi cuaca. Kami harap masyarakat tetap waspada dengan kondisi cuaca seperti ini," tandasnya.




(iws/nor)

Hide Ads