SARA adalah isu penting terkait suku, agama, ras, dan antargolongan yang kerap dibicarakan oleh masyarakat di Indonesia. Istilah SARA sendiri mungkin sudah tidak asing lagi didengar karena istilah ini sering muncul di berbagai bacaan, tayangan TV, maupun obrolan sehari-hari.
Namun, masih banyak orang yang belum memahami arti SARA sepenuhnya. Hal ini karena pembahasan mengenai SARA terkadang kerap dihindari untuk menghindari perpecahan.
Padahal makna SARA tidak berhubungan dengan tindakan yang merujuk pada konflik negatif yang menyebar di masyarakat saat ini. Selain itu, mengetahui definisi SARA sebenarnya juga bisa membantu masyarakat untuk menghindari konflik yang berkaitan dengan SARA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cari tahu lebih jauh mengenai definisi SARA adalah serta cara untuk menghindari konflik yang berhubungan dengan SARA selengkapnya berikut ini!
Apa yang Dimaksud dengan SARA?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), SARA adalah akronim dari suku, agama, ras, dan antargolongan. Sementara itu, menurut buku Pengaruh Politisasi SARA Terhadap Partisipasi Masyarakat Mengikuti Pilpres 2019, SARA adalah sebuah pandangan atau tindakan yang berhubungan dengan sentimen identitas diri yang menyangkut agama, keturunan, suku, kebangsaan, dan golongan.
Pembicaraan mengenai SARA menjadi pembicaraan yang cukup dihindari karena SARA berhubungan dengan isu yang cukup sensitif. Pembahasan mengenai SARA kerap kali berujung pada konflik. Padahal SARA bukanlah hal negatif yang patut dihindari.
SARA membuktikan bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya karena terdiri dari berbagai macam budaya dan adat istiadat. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri bahwa pembahasan SARA yang didasari karena sentimen negatif tentu bisa berpotensi untuk menimbulkan konflik. Oleh karena itu, diperlukan regulasi hukum serta tindakan pencegahan yang tepat untuk menghindari konflik berkepanjangan akibat SARA.
Tiga Kategori Tindakan yang Menyinggung SARA
Mengutip Ujang Permana dan Idris Hadriana dalam bukunya yang berjudul Pengaruh Politisasi SARA Terhadap Partisipasi Masyarakat Mengikuti Pilpres 2019, tindakan yang menyinggung SARA terbagi menjadi tiga kategori, yaitu sebagai berikut.
1. Kategori Individual
Kategori individual meliputi tindakan SARA yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersifat menyerang, melecehkan, menghina, dan mengintimidasi diri maupun golongan.
2. Kategori Institusional
Kategori institusional merupakan tindakan SARA yang dilakukan oleh sebuah institusi, termasuk institusi negara atau swasta yang secara sengaja dan tidak sengaja membuat peraturan diskriminatif terhadap sebuah golongan.
3. Kategori Kultural
Kategori yang terakhir ini meliputi penyebaran ide-ide diskriminatif serta mitos yang berhubungan dengan suatu golongan masyarakat. Penyebaran ide ini dapat berujung kepada konflik yang sulit untuk dihindari. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan dan tindakan tegas terhadap pelaku untuk menghindari tersebarnya isu negatif yang bisa menimbulkan perpecahan.
Cara Pencegahan Konflik SARA
Perilaku diskriminatif SARA merupakan tindakan yang perlu dicegah dan diatasi secara bersama-sama. Dikutip dari buku Modul Belajar Alta School, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah konflik SARA adalah sebagai berikut.
1. Tindakan Preventif
Tindakan preventif atau pencegahan dilakukan sebelum munculnya konflik. Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi dan pemahaman mengenai keberagaman suku, budaya, dan agama yang terdapat di Indonesia. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan memupuk sikap toleransi, kerja sama, gotong royong, saling menghargai, dan menghormati antar sesama suku, agama, dan bangsa.
2. Tindakan Represif
Langkah kedua adalah dengan melakukan tindakan represif. Upaya ini dilakukan untuk menghentikan konflik yang telah terjadi. Salah satunya adalah dengan melakukan pembubaran paksa terhadap kelompok atau institusi yang melakukan tindakan diskriminatif, penangkapan pelaku yang melakukan tindakan tersebut, dan sebagainya. Upaya ini bertujuan untuk menghentikan penyebaran ide-ide negatif dan diskriminatif tentang SARA sehingga tidak berlanjut ke konflik yang lebih besar.
3. Tindakan Kuratif
Langkah yang terakhir adalah dengan melakukan tindakan kuratif. Kuratif dilakukan sebagai upaya untuk menangani akibat dari konflik SARA. Tindakan menanggulangi ini dapat berupa pendampingan bagi korban kekerasan atau diskriminatif, melakukan kerjasama perdamaian, dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk mencegah konflik yang sama terulang kembali.
Itulah definisi dari SARA serta beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah konflik SARA yang dapat menimbulkan perpecahan. Jangan sampai SARA menimbulkan konflik di antara lingkungan kamu ya, detikers.
(des/des)