Mengenal Gangguan Depresi Mayor, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Mengenal Gangguan Depresi Mayor, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Agnes Z Yonatan - detikBali
Selasa, 07 Feb 2023 14:26 WIB
Ilustrasi Depresi.
Foto: Gadiel Lazcano/Unsplash
-

Gangguan depresi mayor adalah kondisi yang mengakibatkan seseorang jadi tertekan, depresi, yang membuat kesehatan menurun. Apabila dibiarkan, gangguan depresi mayor dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan sehari-hari yang berujung pada kematian.

Kesehatan mental dan kesehatan fisik sangat berhubungan erat. Untuk itu, guna memiliki fisik yang sehat, kesehatan mental juga harus terus dijaga. Gangguan depresi mayor ini tidak boleh dipandang sebelah mata.

Untuk kamu yang belum familiar dengan kondisi ini, mari belajar bersama-sama mengenai gangguan depresi mayor, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Gangguan Depresi Mayor?

Dilansir situs NCBI, gangguan depresi mayor atau biasa dikenal sebagai major depressive disorder (MDD) adalah kondisi di mana seseorang merasa sangat tertekan hingga membuat moodnya menjadi hancur dan kesehatan menurun.

Gangguan depresi mayor juga biasa dikenal sebagai depresi. Menurut laman Mayo Clinic, depresi merupakan perubahan mood yang menyebabkan rasa sedih atau hilangnya ketertarikan secara berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

Depresi dapat mempengaruhi perasaan, pikiran, tingkah laku, emosi, hingga kesehatan fisik seseorang. Aktivitas sehari-hari akan terasa sangat berat dijalani, begitu pula dengan hidup.

Depresi bukanlah kelemahan. Depresi juga bukan hal yang memalukan hingga harus disembunyikan. Depresi adalah penyakit yang harus disembuhkan.

Perawatannya memang membutuhkan waktu lama. Namun jangan khawatir, semua orang bisa menjadi lebih baik. Beberapa perawatan yang biasa diberikan untuk penderita gangguan depresi mayor adalah obat dan psikoterapi.

Penyebab Gangguan Depresi Mayor

Depresi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni sebagai berikut.

1. Perubahan Biologis

Tahukah kamu bahwa mereka yang mengalami depresi cenderung memiliki perubahan fisik di bagian otaknya? Meski belum pasti apakah perubahan fisik tersebut adalah penyebab gangguan depresi mayor, beberapa ahli sudah mulai meyakininya.

2. Hormon

Penyebab gangguan depresi mayor berikutnya adalah hormon. Perubahan hormon dalam tubuh bisa mendorong munculnya depresi. Perubahan hormon biasanya terjadi pada masa kehamilan, beberapa bulan setelah melahirkan, ketika menstruasi, dan lain-lain.

3. Chemical Brain

Chemical brain atau biasa disebut dengan neurotransmitter adalah hormon yang dihasilkan otak yang bisa mempengaruhi perasaan seseorang. Untuk itulah, brain chemicals ini juga dapat menjadi penyebab gangguan depresi mayor.

4. Genetik

Faktor keturunan atau genetik juga dapat menjadi penyebab gangguan depresi mayor. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang memiliki keluarga yang depresi memiliki risiko mengalami depresi yang lebih tinggi.

5. Kehidupan Sehari-hari

Pengalaman atau kenangan yang menyakitkan dalam kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan gangguan depresi mayor. Kenangan seperti ditinggal orang terkasih, trauma masa kecil, perceraian, bullying, KDRT, dan lain-lain, dapat mengakibatkan depresi.

6. Kondisi Medis

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, beberapa kondisi medis dapat mengakibatkan depresi. Sebut saja diabetes dan penyakit berbahaya lain.

7. Obat

Penyebab gangguan depresi mayor lainnya adalah obat-obatan. Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat mengakibatkan depresi.

Gejala Penderita Depresi Mayor

Untuk mempermudah membedakan penderita gangguan depresi mayor dengan gangguan lainnya, ini dia gejala penderita depresi mayor.

1. Sering merasa sedih, kosong, dan patah harapan.
2. Sering tiba-tiba merasa marah dan frustasi karena hal-hal sepele.
3. Tidak lagi tertarik dengan hal-hal yang selama ini disukainya, seperti hobi dan olahraga.
4. Sulit tidur di malam hari atau terlalu banyak tidur sepanjang hari.
5. Sering merasa lelah dan kehilangan energi, bahkan ketika melakukan aktivitas ringan.
6. Nafsu makan menurun dan berujung pada menurunnya berat badan.
7. Merasa cemas dan gugup.
8. Kecepatan berpikir dan bereaksi jadi menurun.
9. Sering merasa tidak berguna atau merasa bersalah akibat kesalahan di masa lalu.
10. Sulit untuk berpikir dan berkonsentrasi.
11. Sering melupakan hal-hal penting.
12. Sering memikirkan tentang kematian, pikiran tentang bunuh diri, bahkan pernah mencoba bunuh diri.
13. Sering merasa sakit badan, seperti di punggung atau kepala, tanpa alasan khusus.

Namun, jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, jangan buru-buru mendiagnosis dirimu sendiri menderita gangguan depresi mayor. Diagnosis sebaiknya disampaikan oleh tenaga profesional. Untuk itu, jika mulai merasakan gejala di atas, segera periksakan diri atau konsultasi.

Dampak Gangguan Depresi Mayor

Apa saja dampak gangguan depresi mayor? Dilansir situs Healthline, ini dia beberapa dampak gangguan depresi mayor.

1. Dampak Bagi Sistem Pencernaan

Gangguan depresi mayor dapat mengakibatkan gangguan sistem pencernaan. Hal ini dikarenakan depresi dapat mengakibatkan penderitanya mengalami eating disorder, entah itu makan terlalu banyak atau tidak makan sama sekali.

Beberapa dampak gangguan depresi mayor bagi sistem pencernaan adalah sebagai berikut.

  • Diabetes
  • Sakit perut
  • Malnutrisi

2. Dampak Bagi Sistem Pertahanan Tubuh

Sistem imun tubuh juga akan terganggu apabila seseorang mengalami gangguan depresi mayor. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara depresi dengan sistem imun tubuh, walaupun hingga saat ini hubungannya masih diteliti.

3. Dampak Bagi Kesehatan Jantung

Depresi sangat berkaitan erat dengan stres. Hormon stres dapat mengakibatkan detak jantung meningkat dan membuat pembuluh darah menegang. Hal ini dapat berujung pada penyakit jantung.

Tahukah kamu bahwa depresi adalah salah satu penyebab utama penyakit jantung mengalahkan rokok, alkohol, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi?

Orang dengan usia 40-79 tahun yang mengalami depresi memiliki risiko terkena sakit jantung dalam 10 tahun ke depan. Selain itu, pemuda berusia 20-39 tahun kini memiliki risiko terkena sakit jantung yang lebih tinggi.

4. Dampak Bagi Anak-anak dan Remaja

Gangguan depresi mayor yang dialami oleh anak-anak dan remaja dapat mengakibatkan beberapa hal sebagai berikut.

  • Perubahan sikap, seperti lebih sering menangis, tidak mau ditinggal sendiri, tidak mau pergi ke sekolah, dan lain-lain.
  • Nilai menurun.
  • Terlalu sering menggunakan media sosial atau bermain games.
  • Sering menunjukkan sikap negatif di rumah dan sekolah.
  • Self-harm atau menyakiti diri sendiri.

Self-harm dapat berujung pada pikiran untuk bunuh diri. Penelitian menunjukkan mereka yang mengalami depresi memiliki risiko melakukan bunuh diri sebesar 5-8%.

Cara Mengobati Gangguan Depresi Mayor

Meskipun terdengar agak menyeramkan, gangguan depresi mayor bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Ini dia beberapa cara mengobati gangguan depresi mayor.

1. Psikoterapi

Psikoterapi adalah terapi dengan cara berkonsultasi dengan tenaga medis di bidang kesehatan mental, seperti psikolog dan psikiatris. Terapis akan membantu mengidentifikasi perubahan emosi, perasaan, dan pikiran.

Salah satu jenis psikoterapi yang umum dilakukan adalah CBT atau cognitive behavioral therapy. Durasi terapi ini bisa bermacam-macam, ada yang hanya butuh1 kali dan ada yang sampai bertahun-tahun.

2. Obat

Dokter juga dapat memberikan obat untuk mengobati gangguan depresi mayor. Obat seperti antidepressant dapat membantu mengubah brain chemical yang menjadi penyebab depresi. Ada banyak jenis antidepressant yang tersedia. Dokter akan memberikan resep obat yang sesuai untukmu.

3. Terapi Stimulasi Otak

Cara mengobati gangguan depresi mayor lainnya adalah melalui terapi stimulasi otak. Beberapa jenis terapi yang diberikan adalah antara lain:

  • Electroconvulsive therapy (ECT)
  • Transcranial magnetic stimulation (TMS)
  • Vagus nerve stimulation (VNS)

4. Aktivitas Sehari-hari

Terdapat beberapa aktivitas sehari-hari yang dapat membantu mengurangi gangguan depresi mayor, yakni:

  • Olahraga secara teratur.
  • Tidur yang cukup di malam hari.
  • Makan dengan gizi seimbang.
  • Tidak mengkonsumsi alkohol
  • Banyak menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dikasihi.

Berapa Lama Depresi Mayor Dapat Disembuhkan?

Banyak orang yang penasaran seberapa lama depresi ini bertahan dan apakah depresi dapat menghilang dengan sendirinya. Dilansir Psych Central, tiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga tidak ada rata-rata durasi lamanya depresi berlangsung.

Bagi beberapa orang, depresi bisa berlangsung beberapa minggu. Namun bagi yang lainnya, bisa sampai bertahun-tahun. Pada umumnya, MDD dapat berlangsung sekitar 6-18 bulan, bisa pula kurang atau lebih.

Apakah Depresi Mayor Bisa Kambuh?

Gangguan depresi mayor sangat bisa sembuh, kamu tidak perlu khawatir. Namun, menurut laman Mental Health America, penelitian menunjukan bahwa 55% orang yang mengalami depresi akan kembali mengalaminya di kemudian hari.

Berikut beberapa faktor yang mendorong terulangnya kembali depresi.

1. Faktor genetik dari keluarga yang mengalami depresi.
2. Stres yang berlebihan akibat kehidupan sehari-hari.
3. Mengidap penyakit berbahaya.

Itulah dia beberapa hal seputar gangguan depresi mayor, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengobatinya. Apabila kamu merasa mengalami gangguan depresi mayor, jangan terlalu khawatir. Gangguan ini dapat disembuhkan. Kamu harus optimistis dan mengikuti arahan dari tenaga medis. Jangan merasa malu atau minder dengan kondisi ini.




(des/des)

Hide Ads