Sedikitnya 3.700 orang meninggal di Turki dan Suriah setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda di dekat Kota Gaziantep, Turki, Senin (6/2/2023). Beberapa jam setelahnya gempa susulan berkekuatan 7,5 terjadi 128 km jauhnya yaitu di Kahramanmaras, Turki.
Badan Penanggulangan Bencana setempat menyebut lebih dari 2.300 orang meninggal di Turki setelah gempa pertama dan lebih dari 14 ribu orang terluka. Sementara itu, lebih dari 1.400 orang meninggal di Suriah karena gempa mematikan tersebut.
Hingga kini, tim penyelamat masih berusaha menyelamatkan korban yang terperangkap di bawah reruntuhan. Sebanyak 2.000 bangunan luluh lantak di Turki dan Suriah akibat gempa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gempa Darat M 3,3 Guncang Jembrana |
Informasi jumlah korban meninggal dan selamat masih terus diperbarui, terutama untuk mengetahui dampak dari gempa kedua. Gempa kedua terjadi pukul 13.24 waktu setempat.
Namun, otoritas manajemen Bencana dan Kedaruratan Turki menampik gempa kedua sebagai gempa susulan. Menurut dia, gempa kedua berbeda dengan yang terjadi sebelumnya. Pada gempa pertama sebanyak 70 orang di Kahramanmaras, lokasi gempa kedua, meninggal dunia.
Sementara, kondisi di Suriah rusak parah, berdasarkan video dan foto yang bermunculan. Sejumlah area yang terdampak parah tidak berada di bawah kendali pemerintah, sehingga akses perawatan medis, serta perlengkapan gawat darurat terbatas.
Penyelamatan Terkendala Cuaca Buruk
Mengutip BBC, dilansir detikNews, Selasa (7/2/2023), lansia menangis dan meratap dengan bahasa kurdi. Ia menanti kabar mengenai adik ipar dan keponakannya yang terjebak di bawah reruntuhan.
Tetangga lansia itu berusaha menenangkannya. "Mereka baru saja menyelamatkan seseorang beberapa menit lalu. Mereka akan menyelamatkan keluargamu juga," kata tetangganya.
Harapannya kecil, mengingat keluarganya tinggal di lantai dasar bangunan dengan 12 lantai. "Mereka tidur, saya tidak tahu apa ada yang bisa mencari mereka dan sekarang pun sangat dingin, anak-anak saya akan membeku," timpalnya.
Saat ini, cuaca dingin, hujan, dan gempa susulan mempersulit proses penyelamatan di Diyarbakir, juga di sebagian besar lokasi terdampak.
Warga yang kadung meninggalkan rumah mereka pada dini hari ketika gempa datang, terlalu takut kembali ke kediaman mereka hanya untuk sekadar mengambil jaket dan sepatu.
Di Malatya, Ozgul Konacki meninggalkan tempat tinggalnya bersama keluarganya dan menyaksikan lima bangunan di dekat tempat tinggalnya runtuh. Banyak tetangganya yang terperangkap.
"Tim penyelamat mencoba menyelamatkan para korban, tapi sekarang sangat dingin dan bersalju. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, kami hanya bisa menunggu," jelasnya.
Beberapa orang, kata Konacki, nekat kembali ke rumah mereka karena udara terlalu dingin. Tetapi ketika gempa kedua datang, mereka kembali ke luar lagi. "Mereka hanya mau mengambil pakaian hangat untuk anak-anak," kisahnya.
Prakiraan cuaca menyebut usaha penyelamatan beberapa hari ke depan akan terkendala cuaca buruk di sejumlah area terdampak. Di sekitar lokasi gempa di Turki diperkirakan hujan lebat, dengan suhu 3-4 derajat celsius di siang hari dan nol derajat di malam hari.
Tidak cuma itu, salju setebal 3-5 cm pun diperkirakan turun. Sementara di bagian utara Turki, hujan salju akan turun lebih lebat.
Tawaran Bantuan
Para pemimpin negara di seluruh dunia menawarkan dukungan untuk membantu usaha penyelamatan di Turki dan Suriah. Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menuturkan Inggris siap membantu dengan cara apapun.
"Doa saya bersama warga Turki dan Suriah pagi ini, terutama pasukan penyelamat yang bekerja dengan berani untuk menyelamatkan mereka yang terperangkap. Inggris siap membantu dengan cara apapun yang kami bisa," terang Sunak.
Presiden Prancis Emmanuel Macron juga siap menyediakan bantuan darurat. Sementara, Kanselir Jerman Olaf Scholz memastikan akan segera mengirimkan bantuan.
Selanjutnya, Pemerintah India menerbangkan 100 personel tanggap bencana dan pasukan dengan anjing yang dilatih khusus.
Indonesia tak ketinggalan. Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita dan doa untuk warga Turki dan Suriah. "Indonesia berdiri dalam soladiritas dengan orang-orang Turki dan Suriah," katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah. Kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, Putin mengaku berdoa agar mereka yang terluka bisa segera pulih.
Baca juga: Dua Kabupaten di NTT Siaga Cuaca Ekstrem |
"Dan kami siap memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak bencana," imbuh Putin.
Sementara kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Putin menyampaikan simpati dan dukungannya kepada keluarga korban dan mengaku siap memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg pun mengklaim sudah berkoordinasi dengan Erdogan untuk memobilisasi dukungan.
(BIR/irb)