Peristiwa terbakarnya 2 blok serta 20 kios di Pasar Adat Lelateng pada Sabtu (4/2/2023) malam mengakibatkan seluruh dagangan sembako hangus terbakar. Kerugian diperkirakan lebih dari Rp 1 miliar.
Bendesa Adat Lelateng, I Made Samiada ditemui detikBali Minggu (5/2/2023) menjelaskan, selama ini tercatat sudah dua kali kebakaran. Untuk itu dia akan menggelar pertemuan dengan Prajuru Adat Lelateng dan pedagang membahas peristiwa tersebut.
"Rencana besok Senin 6 Februari 2023 kami akan rapat bersama para pedagang yang mengalami musibah ini bagaimana nantinya jalan keluar agar bisa berjualan sementara," papar Samiada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirinya menjelaskan, untuk rencana awal bagi para pedagang yang mengalami musibah kebakaran akan dipindahkan di sebelah timur Pasar Adat Lelateng. Mereka diminta berjuakan di sana sembari menunggu perbaikan pasar yang terbakar.
"Kami akan koordinasikan dengan Pemkab Jembrana untuk meminjam tenda yang sempat digunakan di Pasar Banjar Tengah, untuk pedagang berjualan sementara di areal lahan LPD Lelateng," kata Samiada.
Desa juga akan membuatkan tenda untuk para pedagang. Menurut Samiada, pada intinya pedagang harus bisa berjualan dulu apapun kondisinya. "Agar bisa berjualan dulu, kami akan usahakan itu, sebelum perehaban selesai dilakukan," ujar Samiada.
Dia memperkirakan kerugian lebih dari Rp 1 miliar, lantaran banyak pedagang sembako yang dagangannya ludes terbakar.
"Dari satu pedagang saja diperkirakan kerugian mencapai Rp 300 juta, jadi kemungkinan lebih dari Rp 1 miliar.
Sementara, Bupati Jembrana I Nengah Tamba yang mengunjungi langsung lokasi terbakarnya Pasar Adat Lelateng mengatakan, akan membantu korban yang terkena musibah kebakaran.
"Nanti akan dipandu oleh BPBD mengenai bantuan bagi pedagang," ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan keprihatinan terkait musibah kebakaran di Pasar Adat Lelateng yang sudah terjadi untuk kedua kalinya ini, sehingga diperlukan manajemen serta peralatan kelistrikan yang bagus di dalam pasar.
"Semua harus diperhatikan, baik itu instalasi listrik juga," kata Tamba.
Dia juga menegaskan, kedisiplinan pedagang di pasar juga perlu diperhatikan, seperti contoh satu pedagang memiliki banyak kios, sehingga itu perlu ditertibkan.
"Masih banyak warga yang ingin berusaha juga, jadi perlu manajemen yang baik," tegasnya.
(hsa/nor)