Kebakaran Pasar Tradisional Sri Bantas di Banjar Batanduren, Desa Cepaka, Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, diduga disebabkan karena korsleting listrik dari salah satu kios. Pasar itu terbakar pada Rabu (6/11/2024) siang.
"Dugaan karena arus pendek listrik sehingga terjadinya kebakaran," kata Kapolsek Kediri, Kompol I Nyoman Sukadana.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Polsek Kediri, warga awalnya melihat percikan api di salah satu lapak pedagang di dalam Pasar Sri Bantas. Saat itu, sebagian kios kosong dari pedagang dan pembeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pasar Sri Bantas yang mendapatkan informasi itu mencoba memadamkan api bersama pedagang sekitar. Namun, embusan angin yang kencang membuat kobaran api makin melebar dan meluas hingga ke kios lain.
Sukada mengungkapkan setidaknya ada sebanyak 188 kios, terdiri dari 22 kios di sisi utara, 22 kios di sisi selatan, dan 144 lapak di tengah di Pasar Sri Bantas.
"Di sebelah utara ada 14 kios yang terbakar, di selatan ada 11 kios yang terbakar, dan 144 lapak yang di tengah, itu ludes semua. Total kerugian lebih dari Rp 8 miliar dengan luas area 60 are," ungkap Sukadana.
Kepala Bidang Damkar Tabanan, I Wayan Suakta, mengatakan kebakaran Pasar Sri Bantas ditangani Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Badung dan Tabanan. Dinas Damkar Tabanan mendapatkan laporan dari Kepala Pasar Sri Bantas, Nyoman Mega Nopiudya (35), sedangkan Damkar Badung mendapatkan informasi dari warga di sekitar lokasi.
"Tadi infonya dari warga hubungi ke Damkar Badung, tidak lama baru informasi kita dapatkan. Lokasinya di Tabanan perbatasan dengan Badung," jelas Suakta kepada detikBali.
Menurut Suakta, ada sembilan mobil damkar yang memadamkan api hingga mendinginkan lapak. Jumlah itu terdiri dari empat mobil dari Dinas Damkar Tabanan dan lima dari Dinas Damkar Badung.
"Kami kolaborasi saat memadamkan api dengan (Dinas) Damkar Kabupaten Badung. Karena lokasinya lebih dekat dengan Badung, jadi armada Badung lebih cepat datang untuk membantu memadamkan api," jelas Suakta.
(iws/iws)