Sempat Bikin Megawati Ngamuk, Bandara Bali Utara Bakal Dibangun di Atas Laut?

Sempat Bikin Megawati Ngamuk, Bandara Bali Utara Bakal Dibangun di Atas Laut?

Tim detikFinance - detikBali
Jumat, 20 Jan 2023 16:14 WIB
Direktur Utama Bandara Bali Utara, Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo
Bandara Bali Utara disebut akan dibangun di atas laut, sehingga tidak menggusur lahan produktif dan perumahan warga yang sempat bikin Megawati mengamuk. (Herdi Alif Al Hikam/detikcom).
Denpasar -

Rencana proyek Bandara Internasional Bali Utara sempat kena amuk Ketua Umum PDIP sekaligus mantan presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Padahal, hingga kini, belum ada penetapan lokasi dari Kementerian Perhubungan untuk bandara baru tersebut.

Megawati menyinggung kehadiran Bandara Bali Utara ajab membuat sumpek. Ia juga khawatir akan merusak Bali dan tatanan masyarakatnya.

Namun, Direktur Utama PT BIBU Panji Sakti Erwanto Sad Adiatmoko Hariwibowo memastikan Bandara Bali Utara tidak akan membuat sumpek karena akan dibangun di atas laut. Tepatnya, di pesisir Kubutambahan, Buleleng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erwanto juga menegaskan pembangunan proyek tidak akan menggusur pura atau situs adat. Kemudian, tidak akan menggusur lahan produktif masyarakat, termasuk perumahan masyarakat.

"Tiga hal itu jadi concern (perhatian) ibu (Megawati) juga ya. Makanya kalau dilaksanakan di darat ini kena semua tiga-tiganya. That's why kami bikin di lepas pantai, paling aman," ujarnya dilansir detikFinance, Rabu (19/1/2023).

Iwan juga menjamin pembangunan proyek Bandara Bali Utara tidak akan merusak lingkungan laut, meski dibangun di atas laut. Dari hasil penelitian awal, kawasan laut yang digunakan Bandara Bali Utara dulunya adalah daratan.

Namun, karena terjadi gelombang abrasi besar, daratan itu perlahan-lahan mulai terkikis. Karenanya, masih dari hasil penelitiannya, tidak ada biota laut di pesisir Kubutambahan, Buleleng.

Nelayan pun, ia menilai tidak ada yang mencari ikan di kawasan yang disebut bakal jadi lokasi Bandara Bali Utara. "Lokasi ini hasil studi kami. Itu hamparan seluas ini hampir tidak ada terumbu karang sama sekali, karena nggak ada ikannya. Jadi, lingkungan nggak ada masalah," katanya.

"Makanya, kami sebut konsepnya restorasi daratan yang kena abrasi tadi. Bukan reklamasi. Karena dulunya ini daratan, karena abrasi jadinya laut makin naik," lanjut Erwanto.

Yang pasti, ia menambahkan akan menjadi keuntungan pemerintah Bali apabila bandara bisa dibangun di wilayahnya. Sebab, setiap tahun ada anggaran yang dialokasikan untuk menahan abrasi di pesisir utara Buleleng.

Nah, dengan kehadiran bandara baru, sambung dia, justru akan menjadi benteng abrasi di Kubutambahan. "Pantai ini sudah bahaya kondisinya. Kalau hujan atau air pasang, air naik ke daratan," jelasnya.

Pembangunan proyek Bandara Bali Utara diperkirakan menelan biaya investasi sebesar Rp 17 triliun. Uang itu digunakan untuk membangun bandara di atas laut dan kawasan aerocity yang mendukung operasi bandara.

Erwanto juga menjelaskan bandara akna dibangun di atas lahan seluas 600 hektare (Ha). Pada tahap awal, akan dibangun satu fasilitas runway atau landasan pacu pesawat sepanjang 3,7 kilometer, termasuk terminal penumpang.

Kemudian, apabila penetapan lokasi berhasil diperoleh, maka bandara bisa dibangun dan selesai pada 2026 mendatang. Targetnya, pada tahun pertama beroperasi, bandara bisa melayani hingga 10 juta penumpang.

"Tahun pertama, 10 juta penumpang. lima tahun berikutnya bertambah dan pada 2060 itu bisa 30 juta penumpang. Runway pertama 3,7 km dan 1,8 km yang kedua," tandasnya.




(BIR/nor)

Hide Ads