Kasus Rabies di Bali 2022 Tertinggi-Hukum Adat Melepasliarkan Anjing

Round Up

Kasus Rabies di Bali 2022 Tertinggi-Hukum Adat Melepasliarkan Anjing

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 20 Jan 2023 08:10 WIB
Petugas tengah memasangkan microchip kepada seekor anjing di stand DKPKP Pemprov DKI Jakarta saat berlangsungnya Jakarta Indonesia Pet Show (JIPS) 2019 di JIExpo, Jakarta, Jumat (22/2/2019). Selain pemsangan microcip, distand DKPKP Pemproc DKI Jakarta ini juga pengunjung dapat mendapatkan vaksinasi rabies secara gratis.
Ilustrasi anjing. Foto: Grandyos Zafna
Denpasar -

Kasus rabies di Bali tercatat ada 3.115 untuk periode 2008 hingga 17 Januari 2023. Tahun 2022 menjadi tahun dengan kasus tertinggi yakni ada 690 kasus.

Desa adat di Bali didorong untuk memiliki awig-awig soal melepasliarkan anjing. Hal itu diharapkan bisa mengantisipasi kasus rabies.

Berikut fakta-fakta kasus rabies di Bali:


1. Tahun 2022 Kasus Rabies Tertinggi

Bali mencatat jumlah kasus rabies tertinggi pada 2022 dengan 690 kasus. Kasus tersebut menjadi kasus tertinggi di Bali jika dihitung sejak tahun 2008.

"Kasus rabies di Bali tahun 2022 ini merupakan kasus tertinggi sepanjang sejarah di Bali," ucap Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali A.A Istri Inten Wiradewi di Prime Plaza Hotel, Jalan Hang Tuah No. 46 Sanur, Kamis (19/1/2023).

Tingginya angka kasus rabies di 2022 tersebut telah diprediksi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Terlebih sejak 2020 akibat pandemi COVID-19 jumlah vaksinasi anti rabies (VAR) di Bali menjadi minim.

"Dan juga karena keterbatasan bergerak serta anggaran yang dialihkan untuk penanganan COVID-19. Di tahun 2022 kami juga tidak bisa optimal karena di pertengahan tahun kami harus fokus pada penanganan PMK," ungkap Inten.


2. Siapkan 650 Ribu Vaksin di 2023

Distan Bali telah menyiapkan vaksin anti rabies (VAR) sebanyak 650 ribu pada 2023. Vaksinasi massal ditargetkan untuk 618.970 ekor anjing yang diselenggarakan mulai Februari 2023.

"Di tahun 2023 kami sudah menyiapkan vaksin untuk seluruh populasi dan vaksin ini berasal dari APBD Provinsi dan APBN. Ada juga bantuan dari organisasi kesehatan hewan dunia. Sehingga jumlah vaksin yang tersedia di tahun 2023 cukup untuk estimasi populasi anjing di Bali saat ini," papar Inten.

3. Desa Adat Diminta Buat Hukum Adat Melepasliarkan Anjing

Distan Bali mendorong setiap desa adat di Bali memiliki awig-awig soal melepasliarkan anjing. Hal ini sejalan dengan tingginya kasus rabies di Bali, yaitu 690 kasus di sepanjang tahun lalu.

Awig-awig atau parerem disebut juga sebagai norma hukum adat yang dirumuskan dan mengatur pola perilaku warga. Inten mengatakan salah satu faktor tingginya kasus rabies adalah kebiasaan masyarakat yang melepasliarkan anjing hingga membuang anak anjing.

"Ketika memelihara anjing pun belum tentu benar, misalnya memberi makan hanya ketika malam saja, sehingga anjing tersebut liar dalam mencari makan dan ini yang rentan sekali dalam tertular rabies," kata Inten, Kamis (19/1/2023).

Karenanya, menurut Inten, awig-awig bisa menghilangkan kebiasaan masyarakat melepasliarkan anjing. "Dibutuhkan kesadaran masyarakat karena penyakit rabies ini tidak ada obatnya dan mengakibatkan kematian," lanjutnya.


4. Baru 10 Desa Adat Miliki Awig-awig Melepasliarkan Anjing

Inten menuturkan sekitar 10 desa adat di Bali sudah memiliki awig-awig melepasliarkan anjing. Antara lain Pejeng, Badung, Desa Bengkala, Buleleng.

"Sebagaimana kita ketahui masyarakat di Bali sangat taat terhadap awig-awig yang ada di desa adat. Beberapa desa yang sudah punya awig-awig ini juga hampir tidak ada kasus rabies," terang dia.

Adapun rata-rata sanksi yang diterapkan dalam awig-awig tersebut, yakni mengenakan denda berupa beras jika kedapatan melepasliarkan atau membuang anjing.

"Kami juga sangat berterima kasih sekali pada PJ Buleleng yang saat ini sedang dalam tahap persiapan pembuatan parerem untuk seluruh desa adat di Buleleng. Kami harap dapat menjadi role model bagi kabupaten lainnya karena power (kekuatan) kepala daerah itu kan luar biasa, jika bisa menggerakkan seluruh jajaran, misalnya terbentuknya parerem," katanya.



Simak Video "Balita Suspek Rabies di Jembrana Meninggal, Puluhan Anjing Divaksinasi"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/gsp)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT