.webp)
Mantan Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Nahdlatul Ulama Bali, Ainun Niam turut meramaikan perebutkan kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Bali. Didampingi timnya, pria yang akrab disapa Gus Niam itu mendaftar ke kantor KPU Bali, Rabu (28/12/2022).
Gus Niam menyerahkan sebanyak 2.783 dukungan KTP dari warga yang tersebar pada 9 kabupaten/kota dan 31 kecamatan di seluruh Bali. Ia menyatakan keputusannya bertarung sebagai bakal calon anggota DPD RI merupakan amanah dan dorongan dari berbagai pihak.
"Dorongan ini tidak hanya berasal dari mayoritas masyarakat muslim di Bali saja, tetapi perwakilan masyarakat yang lain juga," kata Gus Niam seusai penyerahan berkas di kantor KPU Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku amanah tersebut awalnya dirasa cukup berat. Namun, ia menganggap amanah ini sebagai sebuah tantangan.
"Berbagai dukungan juga datang dari banyak golongan. Apalagi belum lama ini, Bali menjadi pondasi toleransi dan perdamaian dunia dengan menjadi tuan rumah Religion of Twenty (R20) di sini," jelasnya.
Gus Niam mengatakan dirinya ingin mengedepankan politik kebangsaan. "Politik kebangsaan ini harus menjadi ideologi terdepan kita, dengan itu memungkinkan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Dan itu pintu masuknya adalah DPD," jelasnya.
Selain Gus Niam, ada pula dua balon DPD lainnya yang datang ke kantor KPU Bali pada Rabu (28/12/2022). Keduanya yaitu I Ketut Putra Ismaya Jaya dan I Wayan Sukayasa.
Hingga Rabu kemarin, sudah sebanyak 12 nama bakal calon senator yang mendaftarkan diri. Mulai dari AA Gede Agung, Niluh Djelantik, I Made Kerta Suwirya, I Komang Merta Jiwa, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, Putu Wahyu Widiartana, I Wayan Geredeg, I Ketut Wisna, I Ketut Hari Suyasa, I Wayan Sukayasa, I Ketut Putra Ismaya Jaya, dan Ainun Niam.
Adapun batas akhir pendaftaran bakal calon anggota DPD RI dijadwalkan pada Kamis (29/12/2022). Beberapa tokoh diperkirakan akan mendaftar di hari terakhir. Termasuk di antaranya mantan Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, anggota DPD RI petahana H Bambang Santoso, dan tokoh muda Agung Bagus Arsadhana Linggih.
(iws/iws)
