Ni Luh Djelantik dipastikan maju sebagai bakal calon DPD RI Dapil Bali. Ni Luh Djelantik telah menyerahkan berkas syarat dukungan minimal ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali pada Sabtu (24/12/2022).
Selain Ni Luh Djelantik, ada 4 bakal calon DPD RI lainnya yang juga telah menyerahkan berkas dukungan minimal. Mereka adalah I Gusti Ngurah Arya Wedakarna alias AWK, Anak Agung Gde Agung, I Komang Mertajiwa dan I Made Kerta Suwirya.
"Sampai hari ini kami sudah kehadiran lima orang bakal calon yang sudah menyerahkan dukungan minimal." kata Ketua KPU Bali I Dewa Gede Agung Lidartawan kepada detikBali, Senin (26/12/2022).
Sebelumnya, Ni Luh Djelantik telah mendapat dukungan untuk maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) pada Pemilu 2024 setelah mundur dari Partai NasDem. Setidaknya ada 10 komunitas yang menyampaikan dukungannya terhadap Niluh Djelantik. Meski begitu, ia belum memberi keputusan.
"Kalau sudah saatnya tiba, di situ saya akan berikan keputusan final," kata Niluh Djelantik beberapa waktu lalu.
Niluh Djelantik justru menantang balik seluruh komunitas yang menyatakan dukungannya untuk menggalang fotokopi KTP.
"Mereka memiliki semangat yang tinggi. Tentu tidak boleh dimatikan. Akan tetapi ada beberapa proses yang harus dilalui (untuk jadi calon anggota DPD). Salah satunya yang harus mereka lalui dalam bentuk dukungan KTP," katanya.
Ni Luh Djelantik Mundur dari NasDem
Ni Luh Djelantik mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai NasDem, Selasa (4/10/2022). Niluh Djelantik mengungkapkan alasannya keluar dari Partai NasDem begitu Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden (capres). Pengalamannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu menjadi salah satu pertimbangannya.
Niluh Djelantik mengaku, saat mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta, tidak sedikit intimidasi yang dihadapinya. Di sisi lain, ia memandang Jakarta sebagai miniaturnya Indonesia.
"Terlepas dari pandangan Niluh Djelantik terhadap Anies Baswedan, keputusan partai adalah keputusan kolektif sesuai aspirasi masing-masing DPW (Dewan Pengurus Wilayah). Dan itu harus kita hormati," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, secara pribadi ia memiliki prinsip. Terlebih ia telah menyatakan akan keluar dari NasDem bila Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres. Pernyataan itu ia keluarkan beberapa tahun lalu.
"Kalaupun ada yang mempertanyakan, mengolok-ngolok, saya tidak masalah. Dan akhirnya momentum itu datang di tanggal 3 Oktober 2022 kemarin. Partai NasDem mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pilihan mereka di 2024," tegasnya.
(nor/gsp)