Niluh Djelantik Beber Alasan Hengkang dari NasDem: Teringat Ahok

Niluh Djelantik Beber Alasan Hengkang dari NasDem: Teringat Ahok

Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 06 Okt 2022 18:13 WIB
Niluh Djelantik saat mengungkapkan alasannya keluar dari NasDem, Kamis (6/10/2022).
Foto: Niluh Djelantik saat mengungkapkan alasannya keluar dari NasDem, Kamis (6/10/2022). (Chairul Amri Simabur/detikBali)
Badung -

Niluh Djelantik akhirnya mengungkapkan alasannya keluar dari Partai NasDem begitu Anies Baswedan dideklarasikan sebagai calon presiden (capres). Pengalamannya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu menjadi salah satu pertimbangannya.

Niluh Djelantik mengaku, saat mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur DKI Jakarta, tidak sedikit intimidasi yang dihadapinya. Di sisi lain, ia memandang Jakarta sebagai miniaturnya Indonesia.

"Hingga kemudian di Juni ada Rakernas (Partai NasDem) yang menyodorkan tiga calon. Jenderal Andika Perkasa, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan," ujar Niluh Djelantik, Kamis (6/10/2022).

Meski demikian, ia mengaku saat rakernas tersebut masih berpikir positif terhadap masing-masing calon yang hendak dideklarasikan. Menurutnya, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.

"Terlepas dari pandangan Niluh Djelantik terhadap Anies Baswedan, keputusan partai adalah keputusan kolektif sesuai aspirasi masing-masing DPW (Dewan Pengurus Wilayah). Dan itu harus kita hormati," imbuhnya.

Namun, secara pribadi ia memiliki prinsip. Terlebih ia telah menyatakan akan keluar dari NasDem bila Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres. Pernyataan itu ia keluarkan beberapa tahun lalu.

"Kalaupun ada yang mempertanyakan, mengolok-ngolok, saya tidak masalah. Dan akhirnya momentum itu datang di tanggal 3 Oktober 2022 kemarin. Partai NasDem mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden pilihan mereka di 2024," tegasnya.

Terhadap keputusan itu, ia mengaku menghormatinya sebagai sebuah ketetapan partai. Namun ia memutuskan untuk keluar karena prinsip sendiri.

"Jadi saya tidak ada masalah dengan NasDem. Partai itu rumah yang mulia dan indah. Cuma saya tidak bisa terima cara-cara politik yang dijalankan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu," tegasnya.

Mungkin saja, sambungnya, bukan salah Anies Baswedan hingga polarisasi terjadi di Pilkada DKI Jakarta. "Mungkin bukan dia tetapi dia (terkesan) menikmati momen itu," pungkasnya.



Simak Video "NasDem Ajak Partai yang Penuhi Presidential Threshold Umumkan Capres"
[Gambas:Video 20detik]
(hsa/dpra)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT