Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Buleleng melakukan vaksinasi rabies terhadap ratusan anjing di Desa Nagasepaha, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Hal itu menyusul adanya kasus gigitan pada Kamis (4/12/2022). Dua orang bocah menjadi korban keganasan anjing gila.
Setelah diambil sampel otaknya untuk diteliti anjing itu diketahui positif rabies. Namun beruntung kedua korban langsung memperoleh Vaksin Antirabies (VAR).
Dari pantauan detikBali, Selasa (13/12/2022) petugas melakukan vaksinasi kepada sejumlah anjing peliharaan milik warga sejak pagi hari dan hingga kini proses vaksinasi masih berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kabupaten Buleleng Made Suparma mengatakan anjing yang menggigit warga telah dieleminasi. Kemudian diambil sampel otaknya untuk diuji di laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
Berselang dua hari, hasil sudah diperoleh. Anjing tersebut dinyatakan positif rabies. Sehingga desa tersebut kini menjadi wilayah zona merah rabies di Kabupaten Buleleng. Di sisi lain kata Suparma kedua korban langsung mendapatkan VAR usai digigit.
"Yang ini kebetulan kemarin anjingnya ketemu, lalu kita ambil sampel lalu kita kirim ke BBVet ternyata positif. Kemudian untuk menyelamatkan nyawa manusianya dulu yang digigit sudah mendapatkan vaksinasi VAR," kata Made Suparma kepada wartawan, Selasa (13/12/2022).
Suparma menyebut target vaksinasi di Desa Nagasepaha adalah 400 ekor anjing sesuai dengan jumlah populasi di desa tersebut. Vaksinasi dilakukan oleh tim regular dan tim khusus dari Distan yang disebut E Team. Selain vaksinasi pihaknya juga melakukan eleminasi tertarget hanya pada anjing yang positif rabies serta berkontak langsung atau pernah digigit oleh anjing rabies.
"Vaksinasi sekarang kita menyebar dari tim regular dan E Team, kurang lebih di sini ada 400-an, maunya kemarin kita lakukan vaksinasi tapi pihak desa belum siap," jelasnya.
Sementara itu Perbekel Desa Nagasepaha I Wayan Sumeken mengatakan kasus gigitan kali ini merupakan yang pertama terjadi di desanya. Ia pun tak menampik populasi anjing di desanya cukup banyak. Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Selain memang ada yang senang memelihara anjing, hal itu juga dipengaruhi oleh warga yang membuang anjing di wilayah perbatasan desa. Sehingga populasi anjing di Desa Nagasepaha kian tahun makin bertambah.
"Kadangkala ada yang membuang anjing di desa terutama di perbatasan desa petandakan dan sarimekar, itu yang menyebabkan populasi anjing banyak ke rumah warga. Kasus gigitan ini baru sekali terjadi tahun ini. Setelah terjadi kasus kami langsung laporkan ke dinas terkait," katanya.
Sumeken mengimbau kepada warganya dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab untuk tidak melepasliarkan anjing peliharaan, sehingga tidak terjadi kasus serupa. Selain itu apabila memperoleh gigitan anjing agar segera melakukan langkah antisipasi, bisa dengan melapor ke pihak desa atau datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memperoleh penanganan medis.
"Tindak lanjut kita pertama mensosialisasikan kepada warga supaya yang suka memelihara anjing agar anjingnya dijaga, dipelihara dan divaksin secara rutin, dan diikat supaya tidak lagi ada korban," pungkasnya.
(hsa/dpra)