Ramai di media sosial Facebook, banyak unggahan potret lama jalanan Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, sekitar tahun 2013 lalu. Unggahan salah satu pengguna medsos itu berasal dari foto satelit yang menunjukkan kondisi jalan masih lengang atau belum ada kemacetan.
Unggahan tersebut juga dibagikan beberapa pengguna Facebook lain yang merupakan warga Tibubeneng dan Canggu. Dari unggahan ulang tersebut, ada warganet yang menulis keterangan, "Saat jalan Pantai Berawa to dije?" (Saat Jalan Pantai Berawa itu di mana?).
Pemilik akun facebook @Paman M****** menggambarkan dulu tak banyak yang tahu di mana Jalan Pantai Berawa. Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi sekarang di mana Pantai Berawa sudah mendunia dan menjadi jujukan turis asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada unggahan lainnya, terlihat suasana simpang Jalan Tegal Sari, Jalan Pantai Berawa, dan Gang Batu Sari yang masih sangat sepi. Hanya ada satu pemotor diperkirakan wisatawan asing sedang jalan-jalan. Berbeda jauh dengan sekarang yang sudah padat, dan kemacetan tak bisa dihindarkan.
![]() |
Pemilik akun Dickie Satria P yang mengunggah foto itu mengaku hanya ingin berbagi suasana Tibubeneng zaman dulu. Dia ingin mengajak orang-orang tahu suasana asli desa yang kini jadi etalase pariwisata baru di Badung.
"Sebetulnya iseng. Tidak ada unsur apa-apa. Tiang (saya) share karena dulu sangat berbeda," ungkapnya kepada detikBali, Sabtu (10/12/2022).
Selain itu, ada juga potret Jalan Raya Kerobokan-Tanah Lot, tepatnya di Simpang Padonan atau Tibubeneng yang masih lengang. Berbeda dengan saat ini yang padat di jam-jam tertentu. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung bahkan merancang penataan di simpang itu untuk mengatasi kemacetan.
![]() |
Untuk diketahui, Desa Tibubeneng berada paling selatan di Kuta Utara, sehingga berbatasan langsung dengan pantai. Karena memiliki batas alamiah ini, Pantai Berawa memiliki potensi desa yang kini disulap jadi kawasan pariwisata.
Menurut Kepala Desa Tibubeneng I Made Kamajaya kepada detikBali beberapa waktu lalu, Desa Canggu di sisi barat dan Kerobokan di sisi timur yang lebih dulu tersentuh hingar-bingar pariwisata, memberi dampak pada kawasan Tibubeneng dari tahun ke tahun.
Sejumlah penginapan, hotel, dan beach club mulai berdiri di desa ini. Wisatawan asing yang awalnya hanya dihitung jari, sekarang sudah padat. Lambat laun kawasan ini semakin ramai. Tak heran kemacetan terjadi di mana-mana, bahkan sampai gang-gang kecil. Salah satu yang terkenal adalah jalur Batu Tangkap, tempat bule-bule nyemplung ke sawah.
"Bahkan kami berinisiatif melakukan rekayasa lalu lintas di beberapa kawasan rawan macet. Sudah dua kali percobaan. Kami berharap kemacetan di Tibubeneng, khususnya di Banjar Tegal Gundul bisa teratasi. Kami juga bersyukur pariwisata maju," ungkap Kamajaya.
(irb/dpra)