Penataan Simpang Tibubeneng, Canggu, Dalung, atau yang disebut Simpang Padonan akan ditata oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung pada 2023. Namun demikian, rencana tersebut diwarnai gejolak warga yang lahannya terdampak. Warga pun meminta shortcut agar digeser ke titik lain.
Hal itu terungkap saat pemerintah Desa Tibuneneng melakukan pendekatan awal terhadap warga. Sosialisasi juga akan dilakukan sebelum nantinya proyek tersebut dieksekusi oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Badung.
"Ya, di lapangan ada beberapa tantangan. Saat itu belum jelas seperti apa rencananya, jadi ada bahasa penolakan lah. Kami saat itu tidak bisa memaksa lah. Beberapa kali kami koordinasi ke Pemkab, ya kami sampaikan seperti itu," ungkap Perbekel Tibubeneng, Made Kamajaya, Senin (28/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan lokasi penataan jalan tersebut masuk wilayah perbatasan antara Banjar Aseman Kawan dan Tandeg. Kawasan itu, kata Kamajaya, terdapat lahan hijau. Perlu pembebasan lahan dari warga dan ini akan disosialisasikan kembali oleh desa.
Hanya saja, Kamajaya enggan menyampaikan secara detail jumlah warga yang lahannya terdampak. Yang jelas, selain ada lahan hijau, di sekitar lokasi penataan juga ada tempat kost, warung, dan pura.
"Sekarang yang terpenting kan persetujuan warga. Masalah bangunan dan lahan, apakah itu permanen, semi berapa unit, itu bisa dengan pemerintah dengan pemberian ganti dan sebagainya," tegasnya.
Menurutnya rencana yang sudah diperkuat dengan keputusan bupati itu, diharapkan semakin menambah keyakinan warga. Ia menargetkan pendekatan awal dengan pemilik lahan bisa menemukan titik terang setidaknya pada Desember tahun ini.
"Ini yang jadi ekstra kami untuk pendekatan lagi ke warga. Harapan kami ya lancar, ada dukungan. Ini kepentingan umum," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Badung, Ida Bagus Surya Suamba menegaskan penataan Simpang Tibubeneng, Canggu, dan Dalung dimulai pada 2023. Menurutnya, rancangan ini adalah satu-satunya yang bisa diupayakan untuk mengurai kemacetan di Simpang Tibubeneng yang berlarut beberapa tahun.
Suamba menyadari, kapasitas jalan di sana sudah tidak mampu menampung kendaraan. Terutama saat jam kerja dan waktu tertentu lainnya. Terlebih jalur Kerobokan-Tanah Lot kian padat seiring berkembangnya kawasan pariwisata sekitar.
Soal besaran dana yang diperlukan untuk penataan itu, Suamba menegaskan telah diplot pada anggaran tahun 2023. "Yang jelas di APBD Induk 2023 terpasang. Termasuk untuk pembebasan lahan, sifatnya gelondongan. Nanti kami sampaikan," pungkasnya.
(iws/dpra)