Mengenal Contoh Asimilasi di Indonesia dan Faktor Pendukungnya

Mengenal Contoh Asimilasi di Indonesia dan Faktor Pendukungnya

ilham fikriansyah - detikBali
Minggu, 11 Des 2022 04:45 WIB
Ilustrasi asimilasi
Foto: Adrian Hartanto/Unsplash
-

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dan adat. Masing-masing suku tentu memiliki kebudayaan tersendiri dan menjadi ciri khas suatu daerah.

Menariknya, keanekaragaman budaya di Tanah Air tak lepas dari sejumlah unsur budaya asing yang masuk ke Indonesia. Berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia bisa melalui beberapa cara, yakni lewat asimilasi atau akulturasi.

Nah, dalam artikel ini detikBali akan membahas tentang asimilasi dan contohnya di dalam kebudayaan Indonesia. Biar nggak penasaran, langsung simak pembahasannya secara lengkap di bawah ini yuk detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Asimilasi

Sebelum membahas contoh asimilasi, kita simak dulu pengertian asimilasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian asimilasi terbagi menjadi beberapa jenis.

Secara umum, asimilasi adalah penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar. Lalu dari segi ilmiah, asimilasi dikatakan sebagai perubahan bunyi konsonan akibat pengaruh konsonan yang berdekatan.

ADVERTISEMENT

Namun, dalam artikel ini detikBali akan membahas asimilasi dari segi kebudayaan. Di mana menurut KBBI asimilasi adalah penyesuaian diri terhadap kebudayaan dan pola-pola perilaku.

Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Asimilasi dan Akulturasi oleh Sri Muji Lestari, asimilasi adalah proses hubungan sosial yang muncul dari golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan dan suku yang berbeda, lalu mereka saling menjalin komunikasi secara intensif dalam waktu yang lama.

Dari komunikasi yang sudah terjalin itu, golongan manusia yang memiliki kebudayaan berbeda mulai membaur menjadi satu, alhasil timbul percampuran budaya dari golongan suku yang berbeda. Mudahnya, asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk sebuah kebudayaan baru.

Syarat-syarat Asimilasi

Dalam penerapannya, terdapat sejumlah syarat yang harus dipenuhi sehingga bisa terjadi asimilasi. Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Asimilasi dan Akulturasi oleh Sri Muji Lestari, berikut syarat asimilasi:

  • Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
  • Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama
  • Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan dapat menyesuaikan diri.

Contoh Asimilasi di Indonesia

Di Indonesia, terdapat asimilasi antara budaya satu dengan budaya lainnya yang telah berlangsung sejak lama. Biar nggak penasaran, berikut sejumlah contoh asimilasi di Indonesia:

  1. Percampuran antara musik Melayu asli dengan sentuhan musik India menghasilkan genre musik dangdut original.
  2. Masjid yang merupakan kebudayaan Islam kemudian berpadu dengan kebudayaan China, sehingga menghasilkan sebuah Masjid Cheng Ho yang terletak di Surabaya, Jawa Timur.
  3. Perpaduan antara budaya Betawi dengan budaya China melahirkan banyak kesenian daerah baru, seperti tari Cokek dan Lenong.
  4. Prasasti kuno peninggalan kerajaan Hindu dan Budha banyak yang menggunakan bahasa Sansekerta, hal ini merupakan hasil asimilasi dari dua budaya yang berbeda.
  5. Tarian Zapin merupakan tarian khas daerah yang dipengaruhi oleh kebudayaan dari Timur Tengah, sehingga melahirkan jenis tarian baru.
  6. Perpaduan antara musik hip hop dan teknik rap dengan budaya Jawa menghasilkan sub genre musik baru yakni hip hop Jawa.
  7. Corak rumah dan gedung di sejumlah daerah banyak dikombinasikan dengan gaya arsitektur Eropa, hal ini agar terlihat lebih modern dan estetis.
  8. Tradisi kuno di era animisme dan dinamisme dengan ritual sesajen kemudian dipadukan dengan budaya Islam, lalu melahirkan tradisi baru seperti selamatan dan sekaten.

Faktor Pendorong Asimilasi

Ada sejumlah faktor yang mendorong terjadinya asimilasi kebudayaan. Dikutip dari e-Jurnal berjudul Asimilasi dan Akulturasi oleh Sri Muji Lestari, berikut faktor pendorong terjadinya asimilasi:

  • Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
  • Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
  • Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya
  • Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
  • Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
  • Perkawinan antara kelompok yang berbeda budayanya.

Faktor Penghambat Asimilasi

Namun, ada juga sejumlah faktor yang menghambat terjadinya asimilasi kebudayaan. Lantas apa saja faktor-faktor tersebut? Simak di bawah ini:

  • Kehidupan yang terisolasi dari suatu golongan dalam ruang lingkungan masyarakat, biasanya hal ini terjadi pada golongan minoritas
  • Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang berbeda sehingga sering menimbulkan perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan baru
  • Merasakan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya
  • Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit, agama, dan suku dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi
  • Memiliki perasaan superior dari golongan tertentu terhadap suatu kebudayaan lain.

Perbedaan Asimilasi dan Akulturasi

Mungkin sebagian dari detikers masih ada yang salah mengartikan antara asimilasi dan akulturasi, sebab kedua kata tersebut memiliki makna yang hampir sama. Lantas, apa yang membedakan antara asimilasi dengan akulturasi?

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, asimilasi adalah percampuran dua kebudayaan yang terdapat di ruang lingkup masyarakat, sehingga dapat memunculkan budaya baru dan perlahan menghilangkan kebudayaan lama. Sementara itu, akulturasi adalah terjadinya pembauran dua kebudayaan di dalam masyarakat tanpa perlu menghilangkan budaya lama.

Nah, itu dia detikers penjelasan mengenai asimilasi beserta syarat, faktor pendorong, faktor penghambat, contoh-contoh, dan perbedaannya dengan akulturasi. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kamu yang sedang belajar asimilasi!




(ilf/fds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads